Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ternyata Tidak Ada Taiwan dalam Daftar Kunjungan Pelosi ke Asia, Pakar dan Analis Pun Bersuara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 01 Agustus 2022, 09:25 WIB
Ternyata Tidak Ada Taiwan dalam Daftar Kunjungan Pelosi ke Asia, Pakar dan Analis Pun Bersuara
Nancy Pelosi/Net
rmol news logo Rencana perjalanan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke sejumlah negara Asia akhirnya diumumkan. Di antara negara-negara yang akan dikunjungi adalah Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang. Taiwan tidak disebutkan di dalamnya.

Pengumuman itu setidaknya meredakan ketegangan selama berminggu-minggu terkait rencana Pelosi mengunjungi Taiwan yang mmebuat marah Beijing dan memicu spekulasi Barat.

Namun, para ahli mengatakan pengumuman itu masih jauh dari 'bisa memberikan kelegaan' dan bahwa potensi bahaya masih ada.

Menurut mereka, masih ada kemungkinan bagi Pelosi untuk mencoba melakukan kunjungan mendadak ke Taiwan selama perjalanannya di Asia. Ini memberi sinyal bahwa China akan tetap waspada untuk sepenuhnya siap menghadapi konflik militer.

Pakar China mengatakan, upaya dari pihak-pihak terkait harus diperkuat sampai krisis benar-benar dapat dihindari setelah Pelosi menyelesaikan perjalanannya ke Asia.

Rencana kunjungan Pelosi, selain memicu kemarahan Beijing, telah menjadi perdebatan di parlemen AS, di mana sebagian senator mendukung upaya Pelosi dan sebagian lainnya menolak. Gedung Putih telah mengingatkan bahwa  Pentagon telah menyarankan agar kunjungan tersebut, yang telah mengalamki penundaan karena pandemi Covid-19, tidak dilakukan di saat-saat ini.

Para sarjana AS yang rasional dan politisi termasuk mantan presiden AS Donald Trump, serta Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, telah bersuara terkait kunjungan tersebut.
Masih ada kemungkinan Pelosi ingin melakukan langkah berisiko dan berbahaya dengan mencoba mendarat di bandara Taiwan dengan alasan darurat seperti kesalahan pesawat atau pengisian bahan bakar, sehingga patroli militer China, deteksi radar, dan latihan terkait harus tetap waspada di beberapa hari mendatang, kata para analis.

Menurut siaran pers yang dirilis situs web Ketua DPR, Pelosi alan memimpin Delegasi Kongres ke kawasan Indo-Pasifik, termasuk kunjungan ke Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang. Perjalanan itu akan fokus pada keamanan bersama, kemitraan ekonomi dan pemerintahan demokratis di kawasan Indo-Pasifik.

Media Singapura Straits Times melaporkan pada hari Minggu bahwa delegasi kongres AS yang dipimpin oleh Pelosi akan mengunjungi Singapura dari Senin hingga Selasa.

"Delegasi itu akan menemui Presiden Halimah Yacob dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, serta bertemu dengan sejumlah menteri kabinet," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura, Minggu.

Profesor Diao Daming di Renmin University of China di Beijing berpendapat, meskipun Pelosi tidak secara langsung menyebutkan Taiwan dalam rencana perjalanannya, yang berarti dia tidak berani secara langsung dan terbuka menantang China, kemungkinan dia mengunjungi Taiwan tanpa pengumuman apa pun dalam transfer antara salah satu dari empat pemberhentian di Asia tetap tidak dapat dikesampingkan.

"Jepang sebagai sekutu dekat AS adalah perhentian terakhir yang membuat kami bertanya-tanya mengapa, karena ini memungkinkan Pelosi untuk membuat pengaturan kejutan ekstra dari rencana yang diumumkan, karena Jepang secara geografis dekat dengan pulau Taiwan," catat Diao.

Ahli studi AS di Akademi Ilmu Sosial China,Lu Xiang, mengatakan bahwa rencana yang diumumkan tanpa menyebutkan Taiwan dapat menjadi hasil komunikasi antara Pelosi dan Gedung Putih, Pentagon dan Kepala Staf Gabungan AS.

"Lebih penting lagi, setelah percakapan telepon antara presiden China dan AS, terutama kata-kata dari pemimpin China yang mengatakan bahwa 'mereka yang bermain api akan binasa karenanya' peringatan dari pihak China semakin diperkuat, yang berarti pihak AS harus berhati-hati dalam hal ini, "katanya.

Tidak masuknya Taiwan dalam rencana kunjungan Pelosi tak lepas dari upaya sejumlah tokoh dan media AS yang ikut membujuk atau memperingatkan ketua DPR untuk tidak membuat langkah berbahaya pada masalah Taiwan.

Trump misalnya, tidak seperti kebanyakan anggota Partai Republik yang "mendorong" tetapi sebenarnya menekan Pelosi untuk pergi ke pulau Taiwan, mantan presiden itu pada hari Jumat justru mengkritik kemungkinan perjalanan Pelosi ke Taiwan.

Sementara itu dua cendekiawan Amerika berpengaruh dalam hubungan internasional Bonnie Glaser, yang bersikap hawkish terhadap China dalam masalah Taiwan, dan Zack Cooper juga menulis sebuah artikel yang diterbitkan oleh The New York Times berjudul "Perjalanan Nancy Pelosi ke Taiwan Terlalu Berbahaya" pada Kamis (28/7).

Mereka mengatakan Amerika Serikat dan China berada di jalur tabrakan di Selat Taiwan, dan satu percikan dapat memicu situasi yang mudah terbakar ini menjadi krisis yang meningkat menjadi konflik militer, dan kunjungan Pelosi ke Taiwan dapat menjadi penyebabnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga ikut berpendapat, ia menggambarkan kunjungan Pelosi ke sejumlah negara Asia sebagai "petualangan politik-militer yang berbahaya." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA