Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sri Lanka Tepis Kekhawatiran India Terkait Kunjungan Kapal China ke Pelabuhan Hambantota

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Rabu, 03 Agustus 2022, 11:59 WIB
Sri Lanka Tepis Kekhawatiran India Terkait Kunjungan Kapal China ke Pelabuhan Hambantota
Pelabuhan laut Hambantota di Sri Lanka/AFP
rmol news logo India sampaikan kekhawatiran negaranya terhadap kapal China yang akan berlabuh di Pelabuhan Hambantota di Sri Lanka, tetapi pada  Selasa (2/8) Sri Lanka menampik kecemasan negara ini atas jadwal kunjungan kapal China.

Dikutip dari Alarabiya News, kapal penelitian dan survei Yuan Wang 5 dikabarkan akan berlabuh pada 11 Agustus mendatang di pelabuhan Sri Lanka yang dikelola oleh China.

Menurut Sri Lanka, kapal ini mampir sekedar untuk mengisi bahan bakar dan mengisi kembali persediaan kapal. Sementara menurut laporan media New Delhi dikhawatirkan kapal ini adalah kapal mata-mata penggunaan ganda, yang digunakan untuk melacak kegiatan mereka di sana.

Juru bicara pemerintah Sri Lanka Bandula Gunawardena mengatakan kabinet telah membahas kunjungan kapal tersebut dan Presiden akan menyelesaikan masalah ini secara diplomatis kepada semua pihak, mengingat kedua negara ini adalah teman yang sama-sama membantu Sri Lanka dalam menghadapi krisis ekonomi negaranya.

“Baik India dan China membantu kami pada saat yang sangat penting ini ketika kami menghadapi krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Gunawardena.

Gunawardena lebih lanjut memastikan bahwa kapal tersebut hanya akan menghabiskan waktu sekitar satu minggu di Hambantota untuk mengambil bahan bakar dan pasokan lainnya dan tidak akan melakukan pekerjaan apa pun selama berada di perairan Sri Lanka.

Sementara itu, India tetap curiga terhadap pengaruh China yang berkembang di tetangga selatannya, Sri Lanka. Sri Lanka  diketahui memiliki utang banyak kepada Beijing untuk proyek infrastruktur, termasuk Pelabuhan Hambantota senilai 1,4 miliar dolar.

Pada 2017, Sri Lanka memberikan sebuah perusahaan China yang telah disewa selama 99 tahun di pelabuhan karena tidak dapat memenuhi pembayaran utang atas fasilitas tersebut.

Setelah itu pada bulan April tahun ini Sri Lanka kembali gagal membayar utang luar negerinya sebesar 51 miliar dolar dan semenjak itu mereka mulai merencanakan pembicaraan bailout dengan Dana Moneter Internasional.

Untuk itu India tetap merasa khawatir Sri Lanka akan terjebak karena pengaruh utangnya dengan China. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA