Seperti dikutip dari
Reuters pada Sabtu (6/8), Kishida telah memajukan jadwal perombakan satu bulan lebih awal.
Kishida berharap dengan perubahan personel, dapat meningkatkan suara bagi pemerintahannya menyusul merosotnya dukungan untuk Kabinet di tengah ketidakpuasan atas melonjaknya kasus Covid-19 dan kontroversi seputar pemakaman kenegaraan untuk Abe.
"Percepatan ini digelar setelah upacara peringatan untuk mantan perdana menteri Shinzo Abe yang ditembak mati bulan lalu. Juga untuk memperkuat kepemimpinan setelah hantaman Covid-19, serta situasi terkait Taiwan yang semakin intensif," kata Kishida, menyoroti keprihatinanya atas aktivitas militer China di sekitar pulau Taiwan yang memicu ketegangan.
Jepang, bagaimana pun, terus mengikuti perkembangan situasi di Selat Taiwan. Stabilitas di kawasan itu sangat penting tidak hanya untuk keamanan Jepang sebagai wilayah terdekat, tetapi juga dunia.
Kishida mengatakan, perombakan itu terjadi setelah pemerintah koalisi konservatif Kishida meningkatkan elektabilitasnya di majelis tinggi parlemen dalam pemilihan bulan Juli, dua hari setelah kematian Abe.
Nobuo Kishi merupakan adik dari almarhum Abe dan telah menjabat sebagai Menteri pertahanan sejak September 2020. Pekan depan, posisinya akan digantikan oleh Fumio Kishida.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi dan Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno di Kabinet, serta Wakil Presiden Partai Demokrat Liberal yang berkuasa Taro Aso dan Sekretaris Jenderal Toshimitsu Motegi kemungkinan akan dipertahankan di posisi mereka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: