Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengenal Langya, Virus Mematikan Baru yang Ditemukan di China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Rabu, 10 Agustus 2022, 16:38 WIB
Mengenal Langya, Virus Mematikan Baru yang Ditemukan di China
Tes Covid-19 di China/Net
rmol news logo Setelah Covid-19 terdeteksi pertama kali di Wuhan, China pada 2019 lalu, kali ini virus baru ditemukan di negeri tirai bambu. Virus bernama Langya Henipavirus itu diyakini berpotensi fatal bagi manusia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut data dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan, meskipun virus tersebut telah menginfeksi 35 orang, namun sejauh ini belum ada laporan kematian atau sakit parah akibat virus ini.

Apa itu virus Langya?

Langya Henipavirus atau yang dikenal sebagai Langya ini diidentifikasi pertama kali di provinsi Shandong dan Henan China dalam sebuah penelitian berjudul "Zoonotic Henipavirus pada Pasien Demam di China" yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, yang mencakup data tentang infeksi di China.

Menurut para ilmuwan, virus Langya ini bersifat zoonosis, yaitu ditularkan dari hewan ke manusia. Tikus dinyatakan positif terkena virus pada tingkat tertinggi, sementara anjing dan kambing juga dinyatakan positif terkena virus ini namun pada tingkat yang lebih rendah.

The Tapei Times melaporkan bahwa virus tersebut belum menyebar dari manusia ke manusia, meskipun belum menyebar, pejabat CDC tetap memperingatkan bahwa kemungkinan virus ini bisa berubah jika wabah menyebar.

Apa saja gejala virus tersebut?

Mayoritas pasien dengan virus Langya telah merasakan berbagai gejala seperti flu termasuk demam, kelelahan, batuk, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, mual, hingga muntah-muntah.

Kelelahan merupakan gejala yang paling umum. Virus ini juga telah dikaitkan dengan jumlah sel darah putih yang lebih rendah pada pasien yang terinfeksi, serta dapat menyebabkan penurunan gagal hati dan fungsi ginjal.

Namun sembilan dari 35 orang yang teridentifikasi tertular virus dilaporkan tidak menunjukkan adanya gejala.

Bagaimana cara penyebaran virus?

Para peneliti masih berusaha untuk mengidentifikasi asal-usul virus dan bagaimana cara penyebarannya, meskipun saat ini diyakini tidak ada riwayat paparan yang umum antara orang-orang yang tertular virus menginfeksi kontak dekat seperti anggota keluarga.

Wakil Direktur CDC Chuang Jen-Hsiang mengatakan CDC sedang bekerja membuat tes asam nukleat untuk menguji virus, dan juga bekerja dengan Dewan Pertanian China untuk mencoba mengidentifikasi apakah virus lain ditemukan pada spesies asal provinsi Shandong dan Henan.

Munculnya virus Langya yang merupakan bagian dari henipavirus ini sedang menjadi perhatian, mengingat dua henipavirus lainnya yaitu virus Hendra dan virus Nipah keduanya dikabarkan dapat ditularkan oleh hewan ke manusia dan keduanya memiliki tingkat kematian yang tinggi. Ada vaksin Hendra untuk kuda, tetapi tidak ada vaksin untuk melawan henipavirus untuk manusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA