Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

G7 Desak Rusia Kembalikan Kendali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia ke Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 11 Agustus 2022, 06:50 WIB
G7 Desak Rusia Kembalikan Kendali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia ke Ukraina
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia/Net
rmol news logo Para menteri dari Kelompok Tujuh (G7) mendesak Moskow untuk segera menyerahkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia di bawah kendali Ukraina.

Pernyataan yang dikeluarkan di laman web Kementerian Luar Negeri Jerman, sebagai negara yang saat ini memegang kepresidenan G7,  itu adalah pengulangan atas sikap keras mereka terhadap agresi Rusia.

"Kami, Menteri Luar Negeri G7 Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat, dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa, mengulangi kecaman terkuat kami atas perang yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan yang sedang berlangsung di Ukraina," isi  pernyataan bersama yang diluncurkan pada Rabu (10/8), seperti dilaporkan AlJazeera.

"Dalam konteks ini, kami menuntut agar Rusia segera mengembalikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia kepada Ukraina sebagai pemilik sah," lanjut pernyataan itu, dan menegaskan bahwa personil Ukraina yang bertanggung jawab atas pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia harus dapat melaksanakan tugas mereka tanpa ancaman atau tekanan.

Tuntutan lainnya dari G7 adalah agar Rusia segara menarik pasukannya dari wilayah Ukraina.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia yang terletak di dekat kota selatan Enerhodar menjadi sasaran penembakan sehingga sebagian rusak. Meskipun infrastruktur penting masih utuh, penembakan berisiko membahayakan.

Rusia mengklaim bahwa angkatan bersenjata Ukraina telah berulang kali menembaki fasilitas tersebut. Pihak Ukraina membantah dan balik menuding Rusialah pelaku penembakan itu.

Administrasi militer-sipil Energodar melaporkan bahwa pecahan peluru dari rudal yang ditembakkan pada malam 7 Agustus jatuh tidak lebih dari 400 meter dari unit daya operasi.

Para menteri luar negeri G7 memperingatkan bahwa tindakan Rusia secara signifikan meningkatkan risiko insiden nuklir dan menempatkan rakyat Ukraina, negara-negara tetangga, dan dunia, dalam bahaya.

"Dengan latar belakang ini, kami menggarisbawahi pentingnya memfasilitasi misi para ahli IAEA ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia untuk mengatasi masalah keselamatan, keamanan, dan perlindungan nuklir, dengan cara yang menghormati kedaulatan penuh Ukraina atas wilayah dan infrastrukturnya," lanjut pernyataan G7.

Dengan kapasitas sekitar 6.000 megawatt, enam unit pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye adalah yang terbesar di Eropa. Itu digunakan untuk menghasilkan seperempat dari listrik Ukraina.

Namun, sejak 1996, telah menjadi unit terisolasi dari perusahaan nuklir nasional Energoatom Ukraina. Pada Maret 2022, Rusia memegang kendali atas fasilitas itu yang beroperasi pada 70 persen dari kapasitas keseluruhannya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA