Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Drama Penyanderaan di Bank Beirut, Pelaku Bersenjata yang Ditahan Mendapat Dukungan dari Para Demonstran

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 12 Agustus 2022, 07:32 WIB
Drama Penyanderaan di Bank Beirut, Pelaku Bersenjata yang Ditahan Mendapat Dukungan dari Para Demonstran
Bassam al-Sheikh Hussein/Net
rmol news logo Batas penarikan dana yang diberlakukan Beirut, membuat seorang nasabah bank histeris. Ia kemudian menyandera karyawan bank demi mendapatkan haknya.

Insiden penyanderaan yang sempat menggegerkan kota itu berlangsung pada Kamis (11/8).

AlJazeera melaporkan, seorang pria Lebanon,  Bassam al-Sheikh Hussein yang berusia 42 tahun, memasuki Bank Federal di distrik Hamra yang ramai di Beirut dengan senapan dan tabung bensin. Ia mengancam akan membakar dirinya sendiri kecuali dia diizinkan mengambil uangnya untuk membiayai ayahnya yang sedang berada di rumah sakit.
Hussein dalam kepanikannya melepaskan tiga tembakan peringatan, kata seorang sumber. Dilaporkan bahwa Hussein memiliki sekitar 200.000 dolar AS yang terjebak di bank.

Lebanon tengah bergulat dengan krisis keuangan yang parah sejak 2019. Negara itu kemudian menerapkan batas penarikan yang ketat pada aset mata uang asing, yang secara efektif menguapkan tabungan banyak orang Lebanon.

Tentara Lebanon, petugas polisi dari Pasukan Keamanan Dalam Negeri negara itu, dan agen intelijen telah mengepung daerah itu. Petugas berusaha membujuk Hussein, menawarkan negosiasi dan itu berlangsung hingga  berjam-jam.

Insiden itu cukup mengerikan, di mana Hussein mengacungkan senjatanya di depan aparat yang terus menerus mmebujuk melepaskan sandera.  

Seorang saksi mengatakan, Hussein menuntut agar bisa menarik uangnya sekitar 2.000 dolar AS untuk membayar tagihan medis ayahnya.

Setelah berjam-jam, drama penyanderaan pun berakhir. Petugas yang mengepung bank berhasil melumpuhkan Hussein. Hussein pun ditangkap.

Banyak yang bersimpati dengan Hussein. Demonstran pun berteriak menentang bank Lebanon dan mendukung Hussein. Mengatakan bahwa adalah hak semua orang untuk mengambil uangnya sendiri ketika kebutuhan mendesak.

"Dia memiliki hak untuk menuntut uangnya, setelah semua politisi mencuri uang kita dan menaruhnya di Swiss. Dengan kekuatan atau tidak dengan kekuatan – dia memiliki hak,” kata salah satu pendemo.

Penyelidikan akhirnya mengungkapkan bahwa Hussein telah mencoba untuk menarik tabungannya melalui jalur hukum selama tiga tahun terakhir, tetapi telah berulang kali ditolak, menurut Fouad Debs dari Libanon Deposan Union,  sebuah asosiasi yang berusaha untuk membela hak-hak deposan dan memberikan nasihat hukum.

Debs berpendapat bahwa apa yang dilakukan Hussein adalah upaya terakhir, di tengah desakan kebuntuan untuk menutupi tagihan rumah sakit ayahnya. Hussein menuntut uangnya sendiri. Debs menilai ketidakadilan dalam hal ini di mana bank-bank bisa berbuat sesuka hati.

“Para politisi, para bankir dan beberapa hakim dan bahkan aparat keamanan telah membuat seseorang hanya dapat mengambil haknya dengan tangan mereka. Orang-orang ini lah yang harus dibawa ke pengadilan, bukan Hussein,” katanya.

Hussein bukanlah orang pertama yang menahan bank untuk mendapatkan tabungannya. Pada bulan Januari, pemilik kedai kopi Abdallah Assaii menyandera tujuh karyawan sampai dia mendapatkan uangnya sendiri sebesar 50.000 dolar AS.

Dia telah menuangkan bensin ke dirinya sendiri dan karyawannya, mengancam akan membakar semua orang jika uangnya tidak dikeluarkan.

Debs dari Serikat Penyimpan mengatakan penahanan itu menyoroti meningkatnya keputusasaan penduduk Lebanon.

“Orang tidak punya penghasilan lagi. Para bankir dan politisi telah menghancurkan ekonomi Lebanon,” katanya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA