Namun, unjuk rasa yang berlangsung di Kabul pada Sabtu (13/8) itu justru dibalas oleh kekerasan oleh Taliban, yang memukuli dan melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan protes.
Dari laporan
The National, sekitar 40 perempuan berkumpul di depan gedung Kementerian Pendidikan di Kabul.
"Roti, pekerjaan dan kebebasan," teriak mereka.
Menurut laporan, para demonstran perempuan itu berlarian dan berlindung di toko-toko terdekat karena dikejar dan dipukuli dengan gagang senapan.
Dalam aksinya, para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan "15 Agustus adalah hari kelam" karena mereka menuntut hak untuk bekerja dan berpartisipasi dalam politik.
“Keadilan! Keadilan.!Kami muak dengan ketidaktahuan,†teriak para pengunjuk rasa, banyak dari mereka yang tidak mengenakan cadar.
Para wartawan yang ikut meliput dan menyaksikan aksi unjuk rasa perempuan pertama ini turut dipukuli oleh para petempur Taliban. Sementara itu Taliban belum buka suara terkait kejadian ini.
Sejak menduduki kekuasaan pada 15 Agustus tahun lalu, Taliban telah merebut kebebasan perempuan Afghanistan yang telah diperjuangkan selama dua dekade intervensi Amerika Serikat di negara ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: