Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Megaproyek Belt and Road Initiatives di Ujung Tanduk, Ambisi China Kuasai Dunia Gagal?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 14 Agustus 2022, 06:58 WIB
Megaproyek Belt and Road Initiatives di Ujung Tanduk, Ambisi China Kuasai Dunia Gagal?
Pelabuhan Gwadar, Pakistan/Net
rmol news logo Megaproyek "Jalan Sutra" yang belakangan dinamai dengan Belt and Road Iniatiatives (BRI) oleh Presiden China Xi Jinping pada 2013, terancam gagal di usianya yang belum genap satu dekade.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

BRI dicetuskan oleh Xi untuk membuat sebuah jaringan konektivitas raksasa bagi perdagangan China. Ini tidak lain merupakan upaya China untuk mendominasi dunia.

Namun, sejumlah proyek utama di bawah payung BRI saat ini menghadapi banyak masalah. Membuat ambisi Xi terhambat, atau bahkan mungkin gagal.

Salah satu proyek utama BRI adalah Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) yang diumumkan pada April 2015. Proyek ini bertujuan untuk menghubungkan Gwadar di Pakistan ke Kashgar di Xinjiang, China.

Bagi pemerintah Pakistan, CPEC tidak lain merupakan kesempatan besar untuk mendongkrak masa depan ekonomi. Sayangnya saat ini proyek tersebut justru berada di ambang krisis. Salah urus hingga utang yang membengkak sementara korupsi merajalela menjadi penyebab utamanya.

Baik Pakistan maupun China mengklaim produk domestik bruto Gwadar akan meningkat dari perkiraan 430 juta dolar AS pada tahun 2017 menjadi 30 miliar dolar AS pada tahun 2050, dan menghasilkan 1,2 juta pekerjaan untuk populasi yang saat ini mencapai 90 ribu.

Namun hingga saat ini, situasi di lapangan tidak menunjukkan demikian.

Beberapa proyek besar di bawah CPEC merupakan pembangunan bandara, Zona Bebas Gwadar, pembangkit listrik tenaga batu bara 300 megawatt, dan pabrik desalinasi air.

Meski demikian, Nikkei Asia mencatat, tidak ada satu pun dari proyek-proyek itu selesai hingga saat ini.

Pembangkit listrik 300 MW akan dibangun di Gwadar tetapi sejauh ini pekerjaan belum dimulai. Sementara kekurangan listrik adalah hambatan terbesar bagi setiap pembangunan apapun.

Ditambah lagi dengan krisis air kronis yang kerap menciptakan kerusuhan setiap musim panas di wilayah tersebut. Ada pabrik desalinasi kecil, tetapi dijalankan hanya untuk kepentingan pekerja China.

Di sisi lain, kondisi ekonomi di dalam negeri membuat China menjadi lebih menghindari risiko. Terlebih respons global terhadap BRI juga dinilai semakin buruk.

Beberapa negara mengurangi atau membatalkan seluruh proyek BRI karena khawatir dengan jebakan utang China. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA