Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diplomat Rusia: Kesepakatan Nuklir Iran akan Dicapai Paling Cepat Minggu Depan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 15 Agustus 2022, 06:37 WIB
Diplomat Rusia: Kesepakatan Nuklir Iran akan Dicapai Paling Cepat Minggu Depan
Perwakilan Tetap Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina, Mikhail Ulyanov/Net
rmol news logo Banyak yang harus dibenahi oleh beberapa negara yang terkait dengan kesepakatan nuklir. Jika terlihat ada perkembangan yang positif, bukan tidak mungkin kesepakatan akhir tentang pemulihan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) dapat segera dicapai setidaknya pada pekan depan.

Perwakilan Tetap Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, mengatakan hal ini dalam wawancaranya dengan TASS pada Minggu (14/8).

"Kesepakatan akhir dapat dicapai paling cepat minggu depan. Tidak menutup kemungkinan jika semua negara yang berpartisipasi dalam pembicaraan Wina, setuju dengan versi teks yang disediakan oleh koordinator UE," katanya.

Jika muncul keberatan, sulit untuk memproyeksikan perkembangan lebih lanjut. "Berarti kita harus kembali ke awal. Kita lihat saja pekan depan," kata diplomat itu, menambahkan bahwa Koordinator UE telah membuat beberapa amandemen.

Pada Senin pekan lalu, UE telah mengajukan teks "final" amandemen setelah empat hari pembicaraan tidak langsung antara AS dan pejabat Iran di Wina.

Seorang sumber dari pejabat senior UE mengatakan tidak ada lagi perubahan yang dapat dilakukan pada teks tersebut, yang telah dinegosiasikan selama 15 bulan. Ia berharap, keputusan akhir dari para pihak sangat ditunggu setidaknya dalam seminggu ke depan.

“Ini bukan teks (yang diciptakan) UE, tetapi yang dikembangkan oleh semua peserta pembicaraan yang telah berlangsung sejak April lalu. Sebagai koordinator, perwakilan UE dapat menawarkan opsi kompromi, yang mereka lakukan. Memang, AS tampaknya setuju, sedangkan Iran belum menentukan posisinya pada teks, itulah sebabnya saya tidak akan berspekulasi tentang masalah apa yang mungkin masih dimiliki Teheran," jelas Ulyanov.

Pada 2015, lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran untuk mengatasi krisis seputar program nuklirnya.

Pada 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump, memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian tersebut, dengan Washington menjatuhkan sanksi paling besar yang pernah ada terhadap Teheran. Penghuni Kantor Oval saat ini, Joe Biden, telah berulang kali menunjukkan dukungannya untuk memasuki kembali kesepakatan nuklir.

Sejak April lalu, Rusia, Inggris, Jerman, China, AS, dan Prancis telah melakukan diskusi dengan Iran di Wina untuk menghidupkan kembali JCPOA dalam bentuk aslinya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA