Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Iran Bantah Terkait dengan Percobaan Pembunuhan Penulis Salman Rushdie, Tapi Mendukung Penyerangan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 16 Agustus 2022, 06:16 WIB
Iran Bantah Terkait dengan Percobaan Pembunuhan Penulis Salman Rushdie, Tapi Mendukung Penyerangan
Salman Rushdie/Net
rmol news logo Iran membantah memiliki kaitan dengan tragedi pembunuhan penulis terkenal Salman Rushdie. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menegaskan, tidak ada alasan menuduh Iran terlinat dalam penyerangan tersebut.

"Kami dengan tegas menyangkal memiliki hubungan apa pun dengan serangan itu. Tidak ada yang berhak menuduh Republik Islam Iran," katanya dalam briefing harian dengan wartawan pada Senin (15/8).

Menurutnya, tidak ada pihak yang layak untuk dituduh dan disalahkan atas peristiwa itu, kecuali tentu saja si penulis itu sendiri dan si pelaku penyerangan.  

Bagi Iran, Rushdie adalah sosok yang layak dikutuk. Penulis yang ditikam di atas panggung oleh seseorang tak dikenal pada Jumat (12/8) itu adalah musuh Iran. Rushdie telah hidup di bawah ancaman selama beberapa dekade sejak membuat marah otoritas ulama di Iran melalui tulisannya.

Kanaani kemudian menegaskan bahwa kebebasan berbicara tidak berarti membuat seseorang bebas menghina agama.

Novel Rushdie "The Satanic Verses" yang terbit pada 1988, banyak menghujat agama islam, menurut Teheran.

“Dengan menghina hal-hal suci Islam dan melintasi garis merah lebih dari satu setengah miliar Muslim,  Salman Rushdie telah mengekspos dirinya pada kemarahan orang-orang,” kata Kanaani, seperti dikutip dari The Middle East.

The Satanic Verses, salah satu karya Rushdie, telah dilarang di Iran sejak 1988. Setidaknya 45 orang tewas dalam kerusuhan di seluruh dunia dalam protes terhadap novel tersebut.

Setahun setelah diterbitkan, mantan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Salman Rushdie, dengan menyiapkan hadiah sebesar tiga juta dolar AS untuk siapa saja yang membunuh Rushdie.

Rushdie menghabiskan sembilan tahun bersembunyi di Inggris di bawah program perlindungan pemerintah Inggris.

Pemerintah Iran sejak itu menjauhkan diri dari masalah ini di tahun-tahun sejak keputusan Khomeini.

Salman Rushdie ditusuk saat melakukan kuliah di Chautauqua Institution di negara bagian New York pada Jumat (12/8) waktu setempat.

Tersangka penikaman, Hadi Matar, yang berasal dari Fairview, New Jersey, mengaku tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan itu. Pengacaranya mengatakan Matar bersimpati kepada ekstremisme Syiah dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Pejabat intelijen mengatakan Matar diduga memiliki kontak dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran lewat kontak di media sosial. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA