Ketua Komisi Pemilihan dan Batas Independen (IEBC) Wafula Chebukati mengatakan pada Senin (15/8) bahwa Ruto telah memenangkan hampir 7,18 juta suara (50,49 persen) dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Selasa (9/8). Sedangkan lawannya, Raila Odinga meraih 6,94 juta suara (48,85 persen).
Sempat terjadi kekacauan di menit-menit menjelang pengumuman di mana beberapa pejabat pemilihan, termasuk Wakil Komisi, mencela penghitungan selama seminggu dan tidak mengakui hasilnya.
"Saya berdiri di hadapan Anda meskipun ada intimidasi dan pelecehan. Saya telah melakukan tugas saya sesuai dengan hukum negara," kata Chebukati, seperti dikutip dari
Africa News, Selasa (16/8).
"Sesuai dengan undang-undang, saya dengan ini menyatakan bahwa Ruto William Samoei telah terpilih sebagai presiden," lanjutnya.
Ruto adalah seorang pengusaha berusia 55 tahun yang mencirikan pemungutan suara sebagai pertempuran antara "penipu" biasa dan "dinasti" yang telah memerintah Kenya sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1963.
Setelah hasilnya diumumkan, dia bersumpah untuk bekerja dengan semua pemimpin di Kenya.
"Tidak ada ruang untuk balas dendam," kata Ruto.
"Saya sangat sadar bahwa negara kita berada pada tahap di mana kita membutuhkan semua tangan di dek," lanjutnya.
Kekacauan sempat meletus beberapa menit sebelum hasil diumumkan. Empat dari tujuh komisioner pemilihan mengatakan mereka tidak mengakui hasilnya, meningkatkan dugaan kecurangan dalam pemilu yang diawasi ketat di pusat kekuatan politik dan ekonomi Afrika Timur itu.
Wakil ketua IEBC Juliana Cherera mengatakan kepada wartawan bahwa dia dan tiga rekannya tidak sepenuhnya mengakui hasil yang akan diumumkan, mengatakan bahwa mereka tidak dapat mendukung "sifat buram" dari fase akhir.
“Kami tidak dapat mengambil alih hasil yang akan diumumkan,†kata Cherera.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.