Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Inggris Mengecam Pernyataan Iran tentang Serangan Terhadap Penulis Salman Rushdie

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 16 Agustus 2022, 07:36 WIB
Inggris Mengecam Pernyataan Iran tentang Serangan Terhadap Penulis Salman Rushdie
Salman Rushdie/Net
rmol news logo Inggris bereaksi atas pernyataan Iran yang mengomentari penyerangan penulis Salman Rushdie sebagai 'tanggung jawab' yang harus diterima oleh Rushdie.  

Juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson, David Lammy, mengutuk komentar itu, mengakan bahwa itu sangat memuakkan.

"Jelas memuakkan, Pemerintah Iran menyatakan bahwa Salman Rushdie sendiri yang harus bertanggung jawab atas penyerangan yang menimpanya," kata Lammy seperti dikutip dari AFP, Senin (15/8).

Lammy memuji Rushdie sebagai seorang penulis inspirasional dan pemberani yang pembela nilai-nilai kebebasan berbicara.

Serangan yang menimpa Rushdie adalah berarti serangan terhadap hak untuk berbicara.

"Ini bukan hanya serangan terhadapnya, itu adalah serangan terhadap hak untuk kebebasan berbicara dan berekspresi. Pemerintah Inggris mendukung dia dan keluarganya, kami juga sama-sama membela kebebasan berbicara di seluruh dunia," kata Lammy.

“Pemerintah Inggris harus segera memberikan tekanan diplomatik pada pemerintah Iran untuk menarik diri dan meminta maaf atas komentar memalukan ini,” tutupnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi penyerangan yang menimpa Rushdie sekaligus bantahan bahwa Iran memiliki keterkaitan dengan serangan tersebut.

Menurutnya, tidak ada alasan untuk menuduh Iran, dan tidak ada pihak yang layak untuk disalahkan atas peristiwa itu, kecuali tentu saja si penulis itu sendiri dan si pelaku penyerangan.  

Bagi Iran, Rushdie adalah sosok yang layak dikutuk. Rushdie telah hidup di bawah ancaman selama beberapa dekade sejak membuat marah otoritas ulama di Iran melalui tulisannya.

Novel Rushdie "The Satanic Verses" yang terbit pada 1988, banyak menghujat agama Islam, menurut Teheran.

Iran telah melarang menyebaran Novel itu sejak diterbitkan Pada 1988. Setidaknya 45 orang tewas dalam kerusuhan di seluruh dunia dalam protes terhadap novel tersebut.

Mantan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Salman Rushdie. Pemerintah Iran menyiapkan hadiah sebesar tiga juta dolar AS untuk siapa saja yang membunuh Rushdie.

Rushdie kemudian bersembunyi di Inggris di bawah program perlindungan pemerintah Inggris selama sembilan tahun.

Rushdie ditusuk saat melakukan kuliah di Chautauqua Institution di negara bagian New York pada Jumat (12/8) waktu setempat. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA