Amerika sendiri telah mengirimkan bantuan militer, termasuk sejumlah Switchblade 300 ke Angkatan Bersenjata Ukraina hanya beberapa bulan lalu.
Menurut
bulgarianmilitary.com, penjualan senjata bantuan AS ini tidak hanya sekali ditemukan di pasar gelap, melainkan telah berulang kali.
Bahkan laporan menunjukkan penjual berbasis di Ukraina dan memiliki akses langsung ke pasokan senjata dengan jumlah yang cukup besar.
Beberapa waktu lalu, sistem anti-tank Javelin dijual di pasar gelap seharga 30 ribu dolar AS. Dua senjata howitzer self-propelled Caesar buatan AS juga kini telah sampai ke tangan Rusia karena ada yang menjualnya.
Hal ini dikhawatirkan dapat memicu serangan teror karena senjata mematikan dapat jatuh ke tangan Rusia/
Direktur Departemen Biro Keamanan Ekonomi Ukraina, Vadim Melnik mengatakan pihaknya telah mengetahui adanya perdagangan ilegal senjata dari bantuan militer Barat. Untuk itu, saat ini sedang dilakukan pengusutan.
Sementara itu AS berulang kali menyatakan mereka tidak mengetahui apa yang terjadi dengan senjata yang mereka pasok ke Ukraina.
Washington mengaku hanya mengandalkan informasi yang diberikan oleh otoritas Ukraina.
AS telah menyampaikan keinginan mengirim tim untuk memantau nomor seri, stok, serta redistribusi senjata mereka ke depan. Namun situasi Kyiv yang tidak kondusif membuat rencana tersebut diulur.
CBS News dalam laporannya telah memperingatkan terkait kemungkinan adanya kasus korupsi besar-besaran di Ukraina yang memengaruhi pasokan senjata.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: