Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sudah Mogok Makan 165 Hari, Warga Palestina Tetap Tak Dibebaskan Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Selasa, 16 Agustus 2022, 13:01 WIB
Sudah Mogok Makan 165 Hari, Warga Palestina Tetap Tak Dibebaskan Israel
Warga Palestina yang melakukan protes untuk kebabasan Khalil Awawdeh/Net
rmol news logo Israel menolak permohonan bebas yang diajukan oleh tahanan Palestina, meski kesehatannya memburuk akibat aksi mogok makan selama 165 hari.

Adalah Khalil Awawdeh, satu dari beberapa tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan sebagai protes atas penahanan oleh Israel.

Pria berusia 40 tahun itu ditangkap otoritas militer Israel pada Desember lalu karena dituduh berafiliasi dengan Jihad Islam yang disebut Israel sebagai kelompok teror. Tetapi Awawdeh membantah pernyataan itu melalui pengacaranya.

Jihad Islam sendiri menyebut Awawdeh bukanlah anggotanya dan menuntut pembebasan sebagai bagian dari gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran sengit tiga hari di Jalur Gaza pada awal bulan ini.

Meskipun begitu, Israel mengatakan penahanan administratif diperlukan untuk menjauhkan teroris berbahaya dan menahan tersangka agar tidak membocorkan rahasia intelijen.

Pengacara Awawdeh, Ahlam Haddad membenarkan bahwa pengadilan militer telah menolak permohonan pembebasannya pada Senin (15/8).

Menurut Haddad, Awawdeh belum makan selama pemogokan, kecuali selama 10 hari saat ia menerima suntikan vitamin.

Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel, Dr Lina Qasem-Hassan mengungkap berat Awawdeh hanya 42 kilogram dengan kondisi diborgol ke tempat tidur dan dikelilingi oleh penjaga.

"Nyawanya dalam bahaya. Dia menderita gejala neurologis yang parah dan gangguan kognitif, yang mungkin tidak dapat diubah," ungkap Lina, seperti dimuat The Times of Israel.

Penahanan administratif hampir sering digunaan Israel untuk mengurung warga Palestina selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa tuduhan atau akses ke pengadilan.

Saat ini, sekitar 670 warga Palestina menjadi tahanan administratif. Jumlahnya naik pada Maret ketika Israel memulai serangan penangkapan hampir setiap malam di Tepi Barat menyusul serentetan serangan mematikan terhadap warga Israel. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA