Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sungai Rhine Surut karena Kekeringan, Pasokan Air Industri Jerman Terancam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Rabu, 17 Agustus 2022, 15:44 WIB
Sungai Rhine Surut karena Kekeringan, Pasokan Air Industri Jerman Terancam
Sungai Rhine surut karena kekeringan/Net
rmol news logo Kekeringan yang melanda Jerman menyebabkan debit air di Sungai Rhine semakin menurun hingga memicu kekhawatiran akan kurangnya pasokan air bagi industri di negara tersebut.

Seperti dikutip dari The Star, wakil direktur pelaksana Federasi Industri Jerman (BDI), Holger Loesch mengatakan perusahaan di Berlin sedang bersiap untuk kemungkinan terburuk di tengah perekonomian yang semakin sulit dan bencana kekeringan yang dihadapi.

"Hanya tinggal menunggu waktu sebelum pabrik di industri kimia atau baja ditutup, minyak mineral dan bahan bangunan gagal mencapai tujuannya, atau transportasi volume besar dan berat tidak bisa lagi dilakukan," tegas Loesch pada Selasa (16/8).

Kantor Perairan dan Perkapalan Rhine (WSA) menyebut situasi di Rhine Tengah dengan kedalaman sungai paling dangkal, ketinggian airnya saat ini mencapai 32 sentimeter atau setara dengan kedalaman saluran air yang hanya 1,44 meter.

Pekan lalu, Institut Kiel Jerman untuk Ekonomi Dunia (IfW Kiel) memperingatkan, jika ketinggian air di stasiun pemantauan Kaub tetap di bawah tanda kritis 78 sentimeter untuk jangka waktu 30 hari, output industri dari ekonomi terbesar Eropa akan turun sekitar 1 persen.

"Kita menghadapi kenyataan dan menyesuaikan diri dengan situasi air surut yang ekstrim lagi dan lagi karena perubahan iklim," kata Menteri Urusan Digital dan Transportasi Volker Wissing.

Meski begitu, WSA memperkirakan ketinggian air Rhine  akan naik sedikit selama beberapa hari ke depan, tetapi perkiraan 14 hari menunjukkan bahwa ketinggian air akan turun sedikit lagi setelah gelombang panas berlalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA