Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pembangunan Gedung Berjalan Lambat, Australia Batalkan Pendirian Kedutaan Baru Rusia di Dekat Gedung Parlemen Canberra

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 18 Agustus 2022, 12:06 WIB
Pembangunan Gedung Berjalan Lambat, Australia Batalkan Pendirian Kedutaan Baru Rusia di Dekat Gedung Parlemen Canberra
Kedutaan Rusia di penggiran Griffith/Net
rmol news logo Rencana Rusia untuk membangun kedutaan baru di situs premium Yarralumla yang letaknya berdekatan dengan Gedung Parlemen di Canberra dipastikan gagal.

Hal itu terjadi setelah Otoritas Ibu Kota Nasional, badan pemerintah federal yang mengawasi perencanaan di beberapa bagian kota menghentikan sewa Rusia di situs tersebut.

Kepala eksekutif otoritas, Sally Barnes, mengatakan keputusan itu diambil karena Rusia tidak menyelesaikan pembangunan kedutaan barunya dengan cukup cepat.

Rusia telah berusaha untuk membangun kedutaan baru di pinggiran Canberra, Yarralumla, di mana sebagian besar misi diplomatik berada, untuk menggantikan lokasi yang sekarang di pinggiran Griffith.

"Blok tersebut adalah situs premium di Canberra tengah, dekat dengan Danau Burley Griffin dan Gedung Parlemen Australia," kata Barnes, seperti dikutip dari 9News, Kamis (18/8).

"Pekerjaan yang belum selesai yang sedang berlangsung mengurangi estetika, kepentingan, dan martabat keseluruhan area yang disediakan untuk misi diplomatik dan perwakilan asing di ibu kota negara," lanjutnya.

Barnes mengatakan Rusia belum menunjukkan kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan situs tersebut.

"Sementara pekerjaan awal telah dimulai, blok tersebut telah duduk sebagai situs bangunan dengan hari konstruksi yang belum selesai selama bertahun-tahun sekarang," katanya.

Pembicaraan tentang rencana kedutaan baru telah diadakan dengan pejabat Rusia selama bertahun-tahun.

Situs tersebut akan tersedia untuk tujuan diplomatik lagi setelah dibersihkan, dan Rusia diberi waktu 20 hari untuk mengosongkannya.

Natinya, negara-negara lain, termasuk Rusia, akan dapat mengajukan kembali permohonan untuk menggunakannya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA