"Pasar minuman beralkohol domestik menyusut karena perubahan demografis seperti penurunan tingkat kelahiran dan populasi yang menua, dan perubahan gaya hidup akibat dampak infeksi virus corona baru," kata situs web kampanye Otoritas Pajak, dilansir dari
LBC News pada Kamis(18/8).
Pemerintah Jepang meminta kaum muda khususnya yang berusia antara 20 hingga 39 tahun untuk membuat produk dan desain baru minuman alkohol agar lebih menarik perhatian masyarakat sekitar. Setelah itu pemerintah berencana untuk merevitalisasi industri ini.
Menurut angka yang dikeluarkan oleh Badan Pajak Jepang, rata-rata konsumsi alkohol tahunan per orang dewasa di negara itu telah turun dari 100 liter per tahun pada 1995, menjadi 75 liter pada tahun 2020.
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia menempatkan tingkat minum per kapita tahunan Jepang yang dinyatakan dalam alkohol murni sebanyak delapan liter per tahun pada 2018, lebih rendah 11,4 dari Inggris.
Untuk itu pejabat tengah berupaya meningkatkan perminatan alkohol dengan mengadakan kompetisi untuk membuat minuman lebih menarik serta meningkatkan daya jual.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: