Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Masyarakat Internasional Diminta Perhatikan Hasil Investigasi Korea Utara tentang Penyebaran Omicron BA.2

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jonris-purba-1'>JONRIS PURBA</a>
LAPORAN: JONRIS PURBA
  • Senin, 22 Agustus 2022, 11:44 WIB
Masyarakat Internasional Diminta Perhatikan Hasil Investigasi Korea Utara tentang Penyebaran Omicron BA.2
Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Teguh Santosa dalam sebuah kunjungan ke Pyongyang beberapa tahun lalu./RMOL
rmol news logo Masyarakat internasional diminta memberikan perhatian serius pada hasil investigasi yang dilakukan Republik Rakyat Demokratik Korea terhadap penyebaran pandemi Covid-19 di negeri itu.

Dari investigasi yang dilakukan, Korea Utara menyimpulkan bahwa penyebaran pandemi Covid-19 adalah hasil dari operasi yang dilakukan negeri tetangga, Republik Korea atau Korea Selatan.

Permintaan agar masyarakat internasional memperhatikan hasil investigasi Korea Utara itu disampaikan Ketua Perhimpunan Persahabatan dan Pertukaran Budaya Indonesia-Korea, Teguh Santosa, di Jakarta, Senin (22/8).

“Alhamdulillah, Korea Utara telah berhasil mengatasi krisis ini dengan sangat baik. Namun, masyarakat internasional perlu memberikan perhatian khusus pada hasil investigasi yang mereka lakukan mengenai asal-usul varian Covid-19 yaitu Omicron BA.2 yang menyebar di sana dalam beberapa bulan yang lalu,” ujar Teguh dalam keterangannya.

“Pihak-pihak yang ingin merusak Korea Utara dengan berbagai cara termasuk dengan penggunaan senjata kimia agar menahan diri dan menghentikan aksi tersebut,” katanya lagi.   

Sejak kasus pandemi Covid-19 merebak pertama kali di Wuhan, Hubei, Republik Rakyat China (RRC) pada Desember 2019 lalu, Korea Utara menutup erat perbatasan negara itu, baik dari China maupun dari Rusia di utara, baik perbatasan darat, laut, maupun udara.

Namun, di pertengahan April 2022, sebulan setelah pemerintahan baru di Korea Selatan terbentuk, Omicron BA.2 yang memiliki karaktristik sangat mudah menyebar, mulai memasuki Korea Utara.

Pandemi pertama kali terdeteksi di Ipho-ri, Kabupaten Kumgang, Provinsi Kangwon, yang berbatasan dengan Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea.

Dari investigasi yang dilakukan, pandemi menyebar setelah seorang tentara berusia 18 tahun dan seorang anak berusia 5 tahun menyentuh balon yang dikirimkan pembelot Korea Utara dari Korea Selatan. Balon-balon itu jatuh di perbukitan dekat barak dan pemukiman penduduk. Balon tersebut berisi ratusan ribu selebaran propaganda.

Wabah kemudian menyebar dengan cepat pada akhir April dan awal Mei. Kasus terparah dan angka kematian tertinggi terjadi di Provinsi Kangwon.

Dengan fakta-fakta tersebut, otorias menyimpulkan, satu-satunya celah bagi virus untuk masuk ke Korea Utara adalah melalui balon yang dikirim dari Korea Selatan.

Menimbang hasil investigasi ini, maka Korea Selatan dinilai telah melakukan serangan senjata biokimia. Terlebih otoritas Korea Selatan juga tidak mengambil sikap tegas terhadap para pembelot yang kerap mengirim balon propaganda ke utara.  rmol news logo article

EDITOR: JONRIS PURBA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA