Rencana tersebut diutarakan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kepada wartawan pada Rabu (24/8), seperti diberitakan
Reuters.
Kishida mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang umur reaktor yang ada.
Langkah itu diambil setelah Jepang melihat dampak dari perang Rusia dan Ukraina yang menganggu pasokan energi.
Kishida mengatakan telah menginstruksikan para pejabat untuk membuat langkah-langkah konkret pada akhir tahun ini. Para pejabat juga diminta untuk memberikan pemahaman kepada publik terkait energi berkelanjutan dan tenaga nuklir.
Sosialisasi ini dinilai penting lantaran sejak bencana Fukushima, banyak pihak yang khawatir dengan penggunaan pembangkit nuklir. Jepang sendiri telah membuat sebagian besar pembangkit nuklirnya menganggur.
Namun opini publik mulai bergeser dalam beberapa waktu terakhir karena harga bahan bakar telah meningkat, sehingga pemerintah menyerukan penghematan energi meski selama musim panas.
Pemerintah berharap bisa memulai kembali operasi reaktor nuklir demi mencegah krisis energi selama musim dingin.
Hingga akhir Juli, Jepang memiliki tujuh reaktor yang beroperasi, dengan tiga lainnya offline karena pemeliharaan. Banyak lainnya masih menjalani proses perizinan di bawah standar keamanan yang lebih ketat yang diberlakukan setelah Fukushima.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: