Disampaikan utusan Ukraina untuk Vatikan, Andrey Yurash, pada Rabu (24/8), bahwa Paus tidak seharusnya berbelasungkawa, karena menurutnya Dugina bukan korban yang tidak bersalah dan pembunuhannya diatur oleh orang Rusia.
Dugina tewas pada Sabtu tengah malam, ketika mobil yang dikendarainya meledak akibat sebuah bom yang ditanam sebelumnya. Paus mengutuk insiden itu, menyebut jurnalis Rusia itu sebagai gadis malang dan meratapi bahwa orang-orang yang tidak bersalah mati di kedua sisi selama perang.
Lewat cuitan di Twitter, Yurash menyebut pernyataan Paus itu mengecewakan.Agresor dan korban tidak seharusnya dibicarakan dalam kategori yang sama.
"Dugina bukanlah pihak yang tidak bersalah, karena dia adalah seorang ideolog imperialisme Rusia," tulis diplomat itu, seperti dikutip dari
RT, Kamis (25/8).
Yurash melanjutkan dengan mengklaim bahwa dia dibunuh oleh orang Rusia, yang diduga untuk menggalang dukungan domestik untuk operasi militer melawan Ukraina.
Dugina adalah putri dari filsuf Rusia yang kontroversial, Aleksandr Dugin, yang karyanya mempromosikan eksepsionalisme Rusia. Banyak media Barat menggambarkannya sebagai dan arsitek di belakang layar kebijakan luar negeri Rusia.
Penyelidik Rusia telah mengidentifikasi seorang wanita Ukraina sebagai tersangka utama dalam pembunuhan Dugina.
Menurut badan keamanan FSB, dia menyewa sebuah apartemen di gedung tempat korban tinggal dan melarikan diri dari Rusia ke Estonia tepat setelah pengeboman.
Moskow telah menuduh Kiev mendalangi pembunuhan itu, sebuah klaim yang dibantah dengan tegas oleh pejabat Ukraina.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: