Uskup Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, menyampaikan keprihatinannya untuk orang-orang di Donbass dalam pidatonya pada pertemuan Sinode Suci Gereja Ortodoks Rusia, Kamis (25/8).
"Banyak orang menderita, benar-benar menderita hari ini. Namun, sesungguhnya kesulitan mereka tidak dimulai baru-baru ini, itu telah berlangsung selama delapan tahun. Banyak orang di Donbass benar-benar frustrasi karena tekanan terkuat yang mereka hadapi, di mana keadilan telah dilanggar," katanya, seperti dikutip dari
TASS.
Ia kemudian mengatakan, perlawanan akan selalu muncul saat penindasan semakin menekan, merujuk pada operasi militer yang berlangsung saat ini di Ukraina.
Rusia meluncurkan operasi militer khusus di wilayah Donbass Ukraina pada 24 Februari lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato pagi di tanggal tersebut mengatakan kepada militer Ukraina untuk meletakkan senjatanya dan kembali ke markas mereka masing-masing.
Moskow akan melakukan demiliterisasi serta menghilangkan pengaruh Nazi di Ukraina setelah separatis di Donbass meminta bantuan militer kepada Rusia untuk melawan apa yang mereka katakan sebagai agresi Ukraina yang berkembang.
"Jadi begitulah proses delapan tahun ini menyebabkan eskalasi yang signifikan,†ujar Patriark Kirill.
Menurutnya, Gereja Ortodoks Rusia membawa pesan perdamaian dan rekonsiliasi.
"Kami akan berdoa agar semuanya berakhir sesegera mungkin, perdamaian dan keadilan datang ke Donbass dan kondisi diciptakan bagi orang-orang untuk hidup dengan tenang dan bekerja untuk pengembangan ekonomi, spiritual, dan budaya di masa depan di wilayah ini," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: