Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde pada Minggu (28/8) mengatakan bahwa Turki terus-menerus mengangkat insiden ini dan peristiwa serupa yang membuat negosiasi menjadi alot, sehingga memperlambat proses Swedia untuk bisa bergabung bersama NATO.
Pada 7 Juli lalu, deputi Partai Kiri Daniel Riazat, Momodou Malcolm Jallow dan Lorena Delgado Varas berpose di kota Visby, Swedia, dengan menggunakan atribut bendera YPG/PKK dan membagikannya di media sosial, menurut laporan
AA News.
Atas kejadian ini, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson telah mengutuk perbuatan tiga deputi tersebut.
Sementara menurut Ann, meskipun itu merupakan kebebasan berekspresi di bawah hukum Swedia, namun situasi tersebut adalah situasi yang "sangat tidak pantas" bagi pemerintah.
Saat ini Swedia dan Finlandia tengah berupaya bergabung menjadi anggota NATO, dan telah mendapatkan dukungan resmi dari Amerika Serikat, Jerman, Kanada dan Italia. Akan tetapi Turki belum menandatangani ratifikasi keanggotan tersebut untuk Swedia dan Finlandia, karena ada syarat yang harus mereka penuhi.
Turki yang merupakan anggota NATO selama lebih dari 70 tahun, menjelaskan bahwa mereka akan menentang tawaran keanggotaan Swedia dan Finlandia jika masalah keamanannya belum terpenuhi. Sebelumnya Turki telah meminta kepada kedua negara agar tidak memberikan dukungan apa pun pada kelompok-kelompok teroris seperti PKK/YPG.
Lebih dari 35 tahun PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa telah melakukan kampanye teror melawan Turki, mereka disebut bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40 ribu orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi yang tidak bersalah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: