Pemerintah pada Senin (29/8) mengatakan bahwa pembangunan pagar sepanjang 502 kilometer itu kini telah selesai, berharap situasi tegang dengan Belarusia terkait migran ilegal ini bisa segera terhenti.
EPSO-G, kelompok energi milik negara yang bertanggung jawab untuk proyek tersebut, mengatakan bahwa pekerjaan itu telah selesai pada pekan lalu dan sekarang tim proyek melanjutkan pekerjaannya yang meliputi tugas pemeliharaan, rehabilitasi jalan dan lokasi konstruksi, seperti dilaporkan
AFP.
Migran ilegal telah melonjak di Lithuania. Mereka kebanyakan adalah orang-orang dari Timur Tengah dan Afrika yang masuk ke Lithuania dengan melintasi perbatasan Belarusia.
Lithuania bersama Barat menuduh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah memanipulasi arus migran bersama sekutunya, Rusia, sebagai bagian dari perang "hibrida" dan pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan padanya.
Belarusia dianggap telah melakukan tindakan keras dan brutal terhadap pengunjuk rasa yang memprotes kemenangannya dalam pemilihan Presiden pada Agustus 2020, yang membuat Barat meluncurkan sanksinya.
Sebuah penghalang setinggi empat meter (13 kaki) dan terbuat dari kawat berduri membentang di sekitar 550 kilometer (342 mil) dari perbatasan bersama kedua negara.
Perdana Menteri Lituania Ingrida Simonyte mengatakan pagar pembatas itu harus dibangun demi untuk keamanan negaranya.
Langkah Lithuania mengikuti apa yang dilakukan Polandia. Pada akhir Juni, Polandia menyelesaikan tembok serupa di sepanjang perbatasannya sepanjang 186 kilometer dengan Belarus untuk mencegah migran ilegal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: