Kesepakatan ini telah disetujui oleh pemerintah Bangladesh pada Rabu (31/8), setelah mereka melakukan pertemuan dengan Komite Kabinet Pembelian Umum di ibukota Dhaka.
Menurut Abdul Barik, Sekretaris Tambahan Divisi Kabinet, negaranya akan membeli gandum dengan tarif sebesar 430 dolar AS per ton, seperti dilaporkan
AA News.
Bangladesh menyadari bahwa membeli gandum dari Rusia akan menjadi tantangan bagi negaranya, mengingat sanksi Barat saat ini masih diterapkan kepada Moskow karena invasinya di Ukraina.
Akan tetapi demi mengamankan pasokan bahan pangan pada tahun ini serta menahan melonjaknya harga komoditas yang tinggi, Bangladesh tetap mengimpor gandum dari Rusia, setelah pada Juni lalu India yang merupakan salah satu pemasok besar di negara ini sedang melarang ekspor gandumnya.
Biasanya Bangladesh sendiri mengimpor lebih dari 7 juta ton gandum, lebih dari dua per tiganya mereka dapatkan dari India. Namun, dikarenakan larangan tersebut, memaksa Bangladesh untuk mencari impor gandum dari negara lain.
Negara itu sebelumnya, pada Mei lalu dilaporkan mengalami inflasi tertingginya selama delapan tahun.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: