Keduanya melakukan diskusi lewat telepon pada Rabu (31/8), untuk membahas situasi terkini menyusul kerusuhan politik yang diwarnai kekerasan di Baghdad, di mana Biden memuji upaya Al Khadimi untuk meredakan ketegangan melalui dialog dan diplomasi.
"Kedua pemimpin sepakat untuk tetap berhubungan selama beberapa minggu mendatang," kata Gedung Putih dalam pernyataannya, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (1/9).
Biden juga menggemakan seruan untuk ketertiban di Irak dalam panggilan teleponnya dengan perdana menteri.
"Presiden dan perdana menteri menyambut baik kembalinya keamanan ke jalan-jalan, dan meminta semua pemimpin Irak untuk terlibat dalam dialog nasional untuk membentuk jalan bersama yang konsisten dengan konstitusi dan undang-undang Irak," kata Gedung Putih.
Komunikasi kedua pemimpin muncul setelah bentrokan di Baghdad yang menewaskan sedikitnya 30 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Kekerasan meletus setelah pendukung ulama Syiah Moqtada Al Sadr menyerbu Zona Hijau Baghdad setelah dia mengumumkan pengunduran dirinya dari politik.
Awal bulan ini, Al Sadr menarik anggota parlemennya dari parlemen Irak, memprotes apa yang disebutnya korupsi yang meluas.
Penarikan itu menyusul terjadinya kebuntuan selama berbulan-bulan antara Sadrist dan anggota koalisi saingan, Kerangka Koordinasi, yang telah menghalangi upaya pembentukan pemerintah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: