Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Infeksi Baru Meningkat, China Kembali Hadapi Beban Kebijakan Nol-Covidnya yang Gagal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Kamis, 01 September 2022, 15:10 WIB
Infeksi Baru Meningkat, China Kembali Hadapi Beban Kebijakan Nol-Covidnya yang Gagal
Presiden China, Xi Jinping/Net
rmol news logo Upaya keras Xi Jinping dalam menanggulangi penyebaran virus corona melalui kebijakan nol-Covid nyatanya gagal. Wabah dan infeksi baru kembali merajalela hingga berdampak pada kehidupan sehari-hari dan semakin memperlambat laju ekonomi.
Seperti dikutip dari ANI News pada Selasa (30/8), beberapa wilayah bagian China dilaporkan mendadak mengalami lonjakan kasus dan gelombang kelima penyebaran virus Covid-19.

China adalah salah satu tempat terakhir di dunia yang masih menerapkan langkah-langkah ketat nol-Covid. Kebijakan yang telah membuat belasan lingkungan di seluruh Shenzhen harus melakukan penguncian.

Dalam dua tahun terakhir, saat seluruh dunia bangkit dan berupaya melalui krisis kesehatan global, China telah berpegang teguh pada upaya sia-sianya untuk berpura-pura mengendalikan situasi yang mustahil.

Awal bulan ini, wabah Covid di pulau resor Hainan dane wilayah barat Xinjiang dan Tibet menjebak puluhan ribu turis. Kota Shenzhen pada Senin (29/8) menutup pasar elektronik terbesar di dunia dan area perbelanjaan Huaqiangbei juga telah menerapkan memberlakukan Lockdown empat hari di distrik Futian.

Di kota metropolitan Chongqing barat daya, pihak berwenang memerintahkan pengujian Covid massal  yang membuat jutaan warga berdiri di bawah matahari selama berjam-jam di tengah suhu ekstrem dan kekurangan listrik.

Distrik Luohu dan Longgang juga menutup semua tempat hiburan dan taman umum serta melarang pertemuan dari konferensi dan pertunjukan hingga tarian lapangan.

Semua bisnis di daerah yang terkena dampak ditutup, kecuali supermarket, apotek, dan rumah sakit untuk kebutuhan penting. Pihak berwenang juga telah melarang makan di restoran dan hanya diperbolehkan menggunakan layanan takeaways.

Layanan di 24 stasiun kereta bawah tanah dan ratusan stasiun bus di seluruh Shenzhen, termasuk di sekitar pasar elektronik Huaqiangbei juga dihentikan sementara.

Setelah tujuh hari berturut-turut infeksi lokal dikabarkan menurun, jumlah kasus baru tiba-tiba meningkat kembali dan melampaui 1.500 pada hari Minggu (28/8).

Menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional China pada Senin (29/8), sebanyak 301 kasus terkonfirmasi di 19 provinsi dan kotamadya di seluruh negeri. Selain itu, 1.255 infeksi lokal tanpa gejala telah dilaporkan secara nasional.

Sementara itu, keputusan untuk sekolah dan universitas tatap muka di Hong Kong bagi sekolah dasar dan menengah yang digendakan pada 1 September mendatang harus dihentikan kembali karena lonjakan kasus yang tiba-tiba mendekati angka 10.000.

Kebijakan pembatasan tanpa akhir telah menurunkan produktifitas ekonomi yang berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran kaum muda dengan satu dari lima pemuda China kehilangan pekerjaan pada Juli lalu. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA