Dalam sebuah pernyataan yang dimuat
KCNA pada Jumat (2/9), jurubicara Kementerian Luar Negeri korea Utara menyebut Salmon sebagai boneka Amerika Serikat (AS).
Ia juga menegaskan bahwa Pyongyang tidak akan mentolerir berbagai bentuk tindakan AS yang berupaya menggulingkan rezim di negaranya.
"Kami telah memperjelas pendirian prinsip kami bahwa kami tidak mengakui atau berurusan dengan 'pelapor khusus' yang hanya boneka AS," ujar jurubicara itu.
Elizabeth Salmon merupakan pakar HAM PBB yang baru ditugaskan di Korea Utara. Ia telah melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Korea Selatan sejak menjabat Agustus lalu.
Dalam pernyataan pengukuhannya, Salmon mengatakan situasi hak asasi manusia Korea Utara telah memburuk selama lebih dari dua tahun akibat tindakan pembatasan ketat Covid-19.
Sementara itu, Pyongyang telah berulang kali menolak tuduhan pelanggaran HAM dan mengkritik penyelidikan PBB sebagai skema AS untuk mencampuri urusan dalam negerinya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: