Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintahan Biden Kirim Lampu Hijau ke Kongres Terkait Penjualan Senjata ke Taiwan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 03 September 2022, 08:16 WIB
Pemerintahan Biden Kirim Lampu Hijau ke Kongres Terkait Penjualan Senjata ke Taiwan
rudal Harpoon AGM-84D/Net
rmol news logo Keinginan Taiwan untuk mendatangkan lebih banyak senjata dari Amerika Serikat mendapat lampu hijau dari Washington setelah pemerintah Biden mengirimkan pemberitahuan resmi ke Kongres terkait rencana penjualan radar, rudal anti-kapal, dan anti-pesawat, ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu pada Jumat (2/9) waktu setempat.

Nilai total kontrak peralatan dan pemeliharaan bertambah hingga lebih dari 1,1 miliar dolar AS.

Ini merupakan paket senjata kelima - dan terbesar sejauh ini - untuk Taiwan yang disetujui oleh pemerintah AS. Komponen yang paling mahal adalah sistem radar pengawasan SRP senilai 665.4 juta dolar AS, diikuti oleh 60 rudal anti-kapal Harpoon senilai 355 juta dolar AS dan 100 rudal anti-pesawat Sidewinder senilai 85.6 juta dolar AS. Kontrak juga mencakup peralatan terkait, suku cadang dan pemeliharaan.

Ketiga kontrak tersebut diberi lampu hijau oleh Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan kepada Kongres pada hari Jumat, sebagai bagian dari proses pemberitahuan formal.

Awal pekan ini, setelah beberapa outlet AS menerbitkan rincian penjualan yang bocor, China memperingatkan AS terhadap langkah semacam itu. Seorang juru bicara kedutaan besar China di Washington, Liu Pengyu, mengatakan Beijing akan menanggapi dengan langkah tegas jika AS terus menjual senjata ke Taipei.

Meskipun pemerintah Presiden Joe Biden telah meningkatkan penjualan senjata AS ke Taiwan, belum ada satu pun pengiriman yang disetujui yang telah dikirimkan, menurut Washington Post.

“Biasanya dibutuhkan empat atau lima tahun untuk senjata dikirim dan dikerahkan,” kata Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan, Rupert Hammond-Chambers, kepada outlet tersebut, menyebutnya sebagai garis waktu normal untuk penjualan militer asing.

"Pembuat senjata AS tidak memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi dengan cepat, dan konflik di Ukraina sudah menghabiskan banyak sumber daya mereka, tambahnya. Sebagian besar senjata dan peralatan yang dijanjikan ke Taiwan di bawah Presiden Donald Trump belum dikirim" kata Hammond-Chambers.

Sementara itu direktur senior Gedung Putih untuk Taiwan dan China, Laura Rosenberger, mengatakan kepada wartawan bahwa telah ada “upaya substansial” untuk mempercepat proses, dan bahwa pemerintahan Biden sangat sadar akan kebutuhan untuk mempercepat pengiriman tersebut.

Baik Demokrat maupun Republik di Kongres sedang berupaya merampingkan proses penjualan, melihat perubahan aturan yang memerlukan penilaian apakah senjata tersebut dapat berakhir di tangan yang salah atau menimbulkan ancaman bagi kepentingan keamanan nasional AS. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA