Inflasi di Turki mulai melesat naik sejak musim gugur tahun lalu. Ketika itu, mata uang lira merosot setelah bank sentral secara bertahap memangkas suku bunga menjadi 14 persen yang memicu kenaikan biaya hidup.
Institut Statistik Turki menyebut harga konsumen naik 1,46 persen untuk bulan-ke-bulan. Secara tahunan, inflasi harga konsumen diperkirakan sebesar 81,22 persen.
Itu adalah angka tertinggi sejak Agustus 1998, ketika inflasi tahunan mencapai 81,4 persen.
Inflasi tahunan tertinggi terlihat pada transportasi, di mana harga naik 116,87 persen untuk tahun-ke-tahun, meskipun harga turun 1,78 persen untuk bulan-ke-bulan. Di sektor makanan dan minuman non-alkohol, harga melonjak 90,25 persen.
Dimuat
Reuters, inflasi diperkirakan tidak akan turun dalam beberapa bulan ke depan. Tetapi bank menurunkan suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin lagi pada bulan lalu menjadi 13 persen.
Lonjakan inflasi di Turki juga disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, serta penurunan lira yang terus berlanjut.
Pemerintah mengatakan inflasi akan turun dengan program ekonomi untuk meningkatkan produksi dan ekspor dengan tujuan mencapai surplus transaksi.
Pada Minggu (4/9), pemerintah memproyeksikan inflasi akan turun menjadi 65 persen pada akhir tahun.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: