Selama sesi pertemuan yang digelar di Istana Presiden pada Senin (5/9), arah diskusi kedua kepala negara lebih banyak ditekankan pada kerja sama ekonomi di masa pandemi.
"Kita banyak membahas soal ekonomi dan perdagangan, karena kedua elemen itu sangat terpengaruh oleh pandemi," ungkap Marcos dalam keterangan persnya.
Marcos menjelaskan, perbincangan dengan Jokowi akan membawa perubahan yang signifikan, sebab keduanya tidak lagi berbicara di level politik, tetapi hingga ranah teknik.
Menyambut paparan Marcos, Jokowi mengungkapkan bahwa kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan secara signifikan.
"Tahun lalu perdagangan Indonesia dan Filipina sudah naik hampir 50 persen. Indonesia secara khusus mendorong peningkatan ekpor produk makanan dan minuman, farmasi serta produk kelapa dan rumput laut," jelasnya.
Menyambut seruan Marcos, Jokowi turut mengajak Filipina untuk terus mengembangkan potensi perdagangan dan juga konektifitas di wilayah perbatasan.
"Untuk itu, saya mengusulkan jalur Kapal Roro Bitung-Davao dan membuka jalur penerbangan Manado-Davao," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: