"Saya menyambut Liz Truss. Saya mengucapkan selamat atas nama seluruh Prancis dan kami siap untuk dapat bekerja sama sebagai sekutu dan teman," ujarnya dalam konferensi pers pada Senin (5/9), seperti dimuat
The National.
Macron menambahkan, meskipun saat ini hubungan antara Inggris dan Prancis berbeda karena Brexit, namun ada kerj sama yang kuat dalam energi nuklir yang masih ingin dilanjutkan oleh Paris dengan London.
“Saya pikir, apa pun yang terjadi, kita harus fokus dalam masalah energi, seperti yang lain memperkuat kerjasama,†tekannya.
Seruan Marcon untuk kerjasama ini muncul di tengah krisis energi, di mana biaya tahunan energi rata-rata naik hingga 80 persen dalam musim dingin, dari 1.971 euro (Rp 29 juta) menjadi 3.549 euro (Rp 52 juta).
Krisis energi telah menjadi isu global menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu yang sebagian besar berkontribusi terhadap kenaikan harga minyak dan gas. Ditambah dengan sanksi internasional kepada Rusia yang saat ini sedang diberlakukan, membuat beberapa negara mengalami krisis energi.
Menurut Macron lebih lanjut, Prancis dan Inggris telah menghadapi tantangan bersama, serta berbagi nilai persahabatan. Termasuk ketika kedua negara sepakat untuk terus mendukung Ukraina dengan mempertahankan nilai-nilai demokrasi di pihak Kyiv.
Ia juga menanambahkan, baik Inggris maupun Prancis, harus terus memperkuat kedaulatan energinya dengan tidak bergantung oleh energi dari Rusia, dan mengajak Inggris untuk memenangkan pertempuran melawan perubahan iklim yang tak menentu ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: