Begitu yang dikatakan oleh Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi pada Rabu (7/9), seperti dimuat
Eurasia Review.
"Semakin khawatir bahwa Iran tidak terlibat dengan badan tersebut mengenai masalah perlindungan yang luar biasa. Oleh karena itu, tidak ada kemajuan untuk menyelesaikannya," ujarnya.
IAEA sendiri telah menuntut jawaban dari Iran terkait keberadaan uranium di tiga lokasi yang dirahasiakan. Hal ini membuat Iran semakin dikritik selama pertemuan IAEA pada Juni lalu.
Untuk itu, Grossi mendesak Iran agar memenuhi semua kewajiban dan menjawab segala pertanyaan dari IAEA.
Pada Juni, IAEA juga menyebut Iran telah memutus 27 kamera pemantau yang dipasang di kegiatan nuklirnya.
Kekhawatiran IAEA ini muncul di tengah pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, di mana Amerika Serikat (AS) menarik diri pada tahun 2018 di bawah kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: