Menteri Pertahanan Hamada Yasukazu menyampaikan rencana tersebut dalam sebuah wawancara bersama
Nikkei, Selasa (6/9).
“Untuk melindungi Jepang, penting bagi kami untuk tidak hanya memiliki perangkat keras seperti pesawat dan kapal, tetapi juga amunisi yang cukup untuk mereka,†kata Hamada.
“Kami akan secara radikal memperkuat kemampuan pertahanan yang kami butuhkan," lanjutnya.
Nikkei melaporkan, Jepang saat ini menampung sekitar 70 persen amunisinya di Hokkaido, lebih dari 2.000 km dari kemungkinan konflik Taiwan.
Hamada mengatakan bahwa langkah pertama yang akan mereka lakukan adalah membangun gudang amunisi di kamp Pasukan Bela Diri Darat di pulau Amami Oshima.
"Pemerintah juga akan mengevaluasi penggunaan lokasi tersebut untuk menyimpan senjata seperti misil standoff, yang dimaksudkan untuk diluncurkan dari luar jangkauan tembakan pertahanan musuh," katanya.
Militer Jepang memiliki cukup amunisi yang disimpan untuk bertahan sekitar dua bulan, dengan kurang dari 10 persen disimpan di Kyushu dan Okinawa. Masalahnya militer negara itu tidak memiliki kapasitas pengiriman yang cukup untuk mengangkut amunisi ke daerah tersebut jika terjadi konflik antara Taiwan dan China.
Untuk itu Hamada mengatakan bahwa Tokyo akan mempertimbangkan untuk membangun fasilitas pelabuhan dan penyimpanan bahan bakar di pulau-pulau di Okinawa, Kyushu, dan di tempat lain.
Nikkei mencatat, dengan memiliki infrastruktur untuk mengirim pasokan dari Kyushu dan pulau utama Honshu, itu akan membantu Jepang mendukung pasukan Amerika jika mereka menanggapi konflik Taiwan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: