Perdana Menteri Anthony Albanese memimpin penghormatan Australia kepada Ratu setelah kematiannya, mengatakan bahwa sang ratu melakukan tugasnya dengan kesetiaan, integritas, dan humor.
"Dengan meninggalnya Ratu Elizabeth II, sebuah pemerintahan bersejarah dan umur panjang yang diabdikan untuk tugas, keluarga, iman, dan pelayanan telah berakhir," kata Albanese, seperti dikutip dari
9News, Jumat (9/9).
"Pemerintah dan rakyat Australia menyampaikan belasungkawa terdalam kepada Keluarga Kerajaan, yang berduka untuk ibu, nenek, dan nenek buyut tercinta—orang yang selama ini menjadi kekuatan batin terbesar mereka," ujarnya.
Ia menambahkan, hati orang Australia tertuju kepada orang-orang Inggris yang berduka, yang menyadari bahwa mereka kehilangan bagian dari apa yang membuat bangsa mereka utuh.
Ia kemudian mengutip kata-kata raja Inggris terlama yang menyelesaikan enam belas tur ke Australia selama hidupnya itu.
"Ada kenyamanan yang dapat ditemukan dalam kata-kata Yang Mulia sendiri: 'Kesedihan adalah harga yang kita bayar untuk cinta'," katanya.
Ratu Elizabeth II membuat pidato pertamanya di Australia pada tahun 1954.
Australia adalah negara persemakmuran Inggris. Secara formal, Australia adalah monarki konstitusional, yang berarti Ratu adalah kepala negara.
Menurut situs web keluarga kerajaan, ketika Ratu mengunjungi Australia, dia berbicara dan bertindak sebagai Ratu Australia, dan bukan sebagai Ratu Inggris. Bekas koloni Inggris lainnya memiliki pengaturan serupa (Jamaika, misalnya) tetapi Australia adalah salah satu wilayah Ratu terbesar dan terjauh, dan untuk beberapa alasan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: