"Saya telah melihat banyak bencana kemanusiaan di dunia, tetapi saya belum pernah melihat bencana iklim dalam skala banjir di Pakistan, saya sungguh tidak punya kata-kata untuk menggambarkan itu," katanya seperti dimuat
ANI News, pada Minggu (11/9).
Menurut Guterres, dukungan keuangan besar-besaran untuk Pakistan saat ini adalah kebutuhan yang paling mendesak. Ini bukan masalah solidaritas atau kemurahan hati tetapi masalah keadilan, di mana Pakistan harus membayar harga dari sesuatu yang diciptakan oleh orang lain.
Bersamaan dengan itu, Sekjen PBB juga menyerukan tanggung jawab moril dan materil dari negara-negara industri kaya yang dinilai ikut andil dalam memperburuk perubahan iklim di dunia.
"Negara-negara kaya secara moral bertanggung jawab untuk membantu negara-negara berkembang seperti Pakistan untuk pulih dan beradaptasi dengan bencana yang disebabkan oleh iklim," tegasnya.
Melalui kunjungannya ke lokasi banjir, Guterres berharap dapat menggalang lebih banyak dukungan untuk membantu memulihkan Pakistan, mengingat dana yang terkumpul saat ini telah ada lebih dari Rp 444,9 triliun.
Pada Sabtu (10/9), Sekjen PBB mengunjungi beberapa daerah banjir di Pakistan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan global pada bencana paling parah yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Rekor curah hujan monsun yang berkali lipat lebih tinggi dari biasanya, telah menyebabkan banjir bandang di Pakistan selama berbulan-bulan.
Dilaporkan bahwa bencana ini telah berdampak pada 33 juta penduduk Islamabad yang menimbulkan hancurnya bangunan, kelaparan dan berbagai penyakit, hingga kematian ribuan orang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: