Seperti dimuat
Al Arabiya, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pada Sabtu (10/9) menyatakan Yerussalem harus terus menjadi kota untuk semua dan status quo di tempat suci atau kegamaannya perlu dilestarikan.
Melalui surat yang dikirim kepada Patriark Theophilos III, Blinken ingin menjelaskan bahwa AS akan terus mempromosikan kebebasan, keamanan, dan kemakmuran bagi Israel dan Palestina.
Blinken percaya bahwa dengan mendorong nilai-nilai tersebut maka ini akan menjadi langkah penting untuk mempertahankan kebijakan
two state solution yang dinegosiasikan di perbatasan dengan amandemen teritorial tahun 1967.
Meski begitu, Blinken tidak sedikit pun menyinggung pembatalan rencana AS untuk memindahkan kedutaan mereka dari Israel ke Yerusalem, yang sempat memicu kecaman Palestina dan masyarakat Internasional.
Peningkatan ancaman kebebasan di Yerussalem disebabkan oleh banyaknya pemukim ekstremis yang didukung oleh politisi sayap kanan Israel, dipindahkan ke kawasan Kristen dan Muslim kemudian menyerang warga Palestina.
Di awal musim panas, Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberi tahu Paus Fransiskus tentang peningkatan serangan terhadap situs-situs Kristen dan Muslim di Yerusalem Timur, khususnya Gereja Makam Suci dan Masjid Al Aqsa.
Muslim Palestina juga sering menjadi sasaran intimidasi, pengusiran paksa, dan kekerasan di tangan ekstremis Israel di Yerusalem timur dan Tepi Barat, yang telah diduduki secara ilegal oleh Israel sejak 1967.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: