Hingga kini belum ada lagi itikad baik dari kedua negara untuk menyelesaikan konflik dengan jalan damai. Bahkan pihak Ukraina dengan tegas menolak pembicaraan damai dengan Kremlin jika harus mengorbankan wilayahnya.
Dutabesar Ukraina Vasyl Hamianin mengatakan, Kyiv hanya bersedia melakukan pembicaraan atau negosiasi damai jika Rusia memenuhi syarat dan ketentuan yang telah diajukan. Yaitu jika Kremlin mengakui kekalahannya dan angkat kaki dari Rusia.
"(Pembicaraan) hanya bisa terjadi jika mereka (Rusia) menarik pasukannya dari Ukraina. Rusia juga harus menghentikan serangan pada tentara nasional kami," tegasnya pada press briefing online dalam rangka memperingati Hari Demokrasi Internasional, Jumat (16/9).
Namun sejauh ini menurut Vasyl, Rusia juga tidak memiliki kapabilitas untuk memenuhi persyaratan dari Ukraina. Dibuktikan dengan serangannya di PLTN Zaporizhia.
"Kami tidak ingin memperoleh perdamaian dengan menjual tanah dan warga kami untuk negara pengokupasi (Rusia)... Pasukan telah banyak berjuang. Ini menandakan bahwa kita membutuhkan kemenangan dengan cara melawan musuh, bukan dengan negosiasi yang merugikan," jelasnya.
Di lain pihak, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan negaranya tidak mengesampingkan upaya negosiasi dengan Ukraina. Tetapi ia menyebut Ukraina yang selalu saja menunda pembicaraan, sehingga membuat negosiasi semakin rumit.
"Kami tidak menyangkal negosiasi, tetapi mereka yang melakukannya harus memahami bahwa semakin lama mereka menunda proses ini, semakin sulit bagi mereka untuk bernegosiasi dengan kami," papar Lavrov, seperti dikutip dari
TASS, Minggu (12/9).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: