Pria itu dengan cepat dilumpuhkan ke lantai oleh petugas polisi sebelum dipindahkan dari Westminster Hall.
"Dia ditangkap karena pelanggaran di bawah Undang-Undang Ketertiban Umum dan saat ini ditahan," kata Polisi Metropolitan, seperti dikutip dari
9News, Sabtu (17/9).
Siaran langsung orang-orang yang mengalir untuk memberi penghormatan sempat terputus selama insiden itu.
Sementara itu, gelombang orang yang mengantre untuk melewati peti mati Ratu Elizabeth II menghadapi waktu tunggu hingga 24 jam untuk menempuh jarak delapan kilometer dari garis awal di Southwark Park hingga peti mati di Parlemen.
Pemerintah juga telah memperingatkan bahwa suhu malam akan menjadi dingin.
Ratu Elizabeth II disemayamkan di Westminster Hall sampai pagi pemakamannya untuk memungkinkan anggota masyarakat memberikan penghormatan terakhir mereka.
Jurnalis 9News, Christine Ahern berdiri di antara massa dan menunjuk ke "ribuan" orang yang menunggu untuk melihat peti mati Ratu.
Ahern mengatakan orang-orang dari segala usia telah bergabung dengan garis dari bayi hingga orang-orang berusia 80-an.
Meski harus menghadapi antrean panjang da melelahkan, orang-orang dalam antrean mengatakan kepada wartawan bahwa itu adalah pengalaman sekali seumur hidup dan mereka tidak akan melewatkannya untuk dunia.
"Dia adalah inspirasi bagi kami. Dia adalah orang yang luar biasa dan dia melakukan banyak hal untuk Persemakmuran," kata salah seorang warga.
"Semua orang senang. Kami bertemu dengan beberapa orang baik dalam antrian dan kami telah berbagi kenangan jadi itulah yang hebat," kata yang lainnya.
Pada Jumat malam, pihak berwenang terpaksa harus menghentikan sementara antrean sepanjang beberapa kilometer karena terlalu banyak orang yang bergabung dalam prosesi panjang untuk memberi penghormatan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: