Dalam pesannya pada Minggu (18/9), Putin menyerukan semua pihak untuk berhenti menggunakan kekerasan dan memilih jalan damai untuk menyelesaikan konflik.
"Perselisihan antara negara-negara yang bersekutu dengan Rusia harus diselesaikan melalui cara damai, politik dan diplomatik," kata Putin, seperti dikutip
AFP, Senin (19/9).
Putin mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov dan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon untuk membahas kebuntuan masalah perbatasan, menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs web Kremlin pada Minggu.
Kedua belah pihak telah menyepakati genjatan senjata pada Jumat (16/9).tetapi gejolak masih terus berlangsung.
Sementara perang Rusia di Ukraina masih terus berlanjut, Putin mendesak Kirgistan dan Tajikistan agar segera mengambil langkah-langkah penyelesaian konflik yang cepat dan damai.
Kekerasan terbaru antara bekas Republik Soviet, yang dimulai pada Rabu (14/9), adalah pertempuran terburuk antara kedua rival sejak Mei 2021. Gejolak itu menyusul bentrokan antara negara-negara bekas Soviet, Armenia dan Azerbaijan di perbatasan, sehari sebelumnya.
Tajikistan dan Kirgistan memperdebatkan hampir 1.000 kilometer perbatasan.
Kirgistan, Tajikistan, dan Armenia adalah bagian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Moskow, yang kadang dijuluki "Nato mini Rusia", yang bertugas menjaga perdamaian dan kerja sama keamanan antara negara-negara bekas Soviet.
Tajikistan mengatakan pada Minggu bahwa 35 warganya tewas dalam bentrokan bersenjata tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: