Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakar: Amerika akan Menjadikan Jepang sebagai Pion Kuat untuk Melawan China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 21 September 2022, 08:26 WIB
Pakar: Amerika akan Menjadikan Jepang sebagai Pion Kuat untuk Melawan China
Presiden Joe Biden, kanan, bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Istana Akasaka, Jepang, Mei 2022/Net
rmol news logo Rencana pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di sela-sela Majelis Umum PBB di New York mendapat sorotan dari sejumlah pengamat di Beijing.

Diduga kuat pertemuan puncak antara Biden dan Kishida yang dijadwalkan Selasa (21/9) waktu setempat akan membahas sejumlah masalah, termasuk persoalan Taiwan.

Para ahli China percaya bahwa maksud pertemuan keduanya adalah untuk melonggarkan pembatasan pada pengembangan militer Jepang dan meningkatkan ketergantungannya pada AS, sehingga membuat Tokyo menjadi pion yang lebih kuat di Asia-Pasifik untuk menyabot proses reunifikasi China.  

Da Zhigang, Direktur Institute of Northeast Asian Studies di Akademi Ilmu Sosial Provinsi Heilongjiang, mengatakan bahwa Biden kemungkinan akan menunjukkan dukungan kepada pemerintahan Kishida atas rencananya meningkatkan pengeluaran militer dan membuang anggaran yang berorientasi pada pertahanan secara eksklusif strategi, serta mengamandemen Pasal 9 Konstitusi Pasifis Jepang yang menolak perang sebagai hak kedaulatan dan menolak untuk menyelesaikan perselisihan menggunakan kekuatan militer.

Da menguraikan kemungkinan bahwa beberapa aspek militer tertentu akan dibahas oleh Biden dan Kishida, seperti opsi untuk berbagi senjata nuklir taktis antara AS dan Jepang seperti yang dikemukakan oleh mantan perdana menteri Shinzo Abe, peran pasukan AS yang berbasis di Jepang, dan bagaimana AS dan Jepang dapat terlibat dalam perang melintasi Selat Taiwan.

"Pada Desember 2021, Abe mengklaim bahwa keadaan darurat Taiwan adalah keadaan darurat Jepang. Sehingga, itu juga menjadi keadaan darurat bagi aliansi Jepang-AS," katanya, seperti dikutip dari Global Times.
Meskipun Biden mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CBS 60 Minutes pada Minggu bahwa pasukan AS akan mempertahankan Taiwan jika perang pecah,  analis percaya bahwa tidak mungkin sesegera itu bantuan tiba.

Seorang pakar hubungan internasional yang berbasis di Beijing mengatakan bahwa AS akan membangun Jepang untuk digunakan sebagai pion yang lebih kuat dalam ambisinya.

"Amerika selalu menggunakan sekutunya sebagai pion," kata pakar yang tidak mau disebutkan namanya itu.

"Perhitungan Washington sederhana: Jika ada perang melintasi Selat Taiwan di masa depan, otoritas Taiwan akan dihabisi terlebih dahulu, kemudian pasukan Jepang, dan akhirnya AS akan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kepentingan AS berdasarkan situasi yang berubah," lanjutnya.

Menurut Kyodo News, Kishida akan menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB dan bertemu dengan Biden di New York di sela-sela sesi debat umum selama seminggu, tanpa menyebutkan apakah itu pertemuan formal atau lebih santai dengan suasana pribadi.

Jika benar terjadi, pertemuan puncak antara Kishida dan Biden akan menjadi pertemuan tatap muka pertama antara kedua pemimpin sejak Juni, ketika mereka menghadiri KTT G7 di Jerman pada 27 Juni.

Biden dan Kishida juga dijadwalkan mengadakan pertemuan puncak tiga arah dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol beberapa hari kemudian di KTT NATO. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA