Merujuk pada rencana bahwa Lugansk dan Donetsk (LPR dan DPR) yang akan mengadakan pemungutan suara untuk bergabung dengan Rusia, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Duma Negara (majelis rendah parlemen Rusia) Leonid Slutsky mengatakan bahwa negosiasi yang selama ini ditawarkan tidak mungkin terjadi lagi.
"Setiap prospek pembicaraan dengan Ukraina setelah Donbass bergabung dengan Rusia, tidak akan mungkin terjadi," katanya kepada wartawan pada Rabu (21.9), seperti dikutip dari
TASS.
Menurutnya, pembicaraan dengan Ukraina sudah tidak ada dalam agenda Rusia setelah Ukraina, yang disetir Barat, terus menerus menolak negosiasi. Kyiv hanya ingin Krimea dan Donbas diserahkan kepadanya.
Ketika ditanya oleh wartawan, apakah pembicaraan akan mungkin dilakukan setelah referendum untuk bergabung dengan Rusia berlangsung di Donbass, ia sekali lagi menegaskan, "Kami siap untuk melakukan pembicaraan, tetapi Kyiv melanggar semua perjanjian."
Proses negosiasi telah lama melewati point of no return. Dengan Ukraina yang tidak ingin melakukan pembicaraan dengan rusia menyebabkan situasi semakin memburuk dengan gerakan militer yang terus melaju dan akhirnya menimbulkan banyak korban sipil.
"Rezim Kyiv dan mereka yang berada di belakangnya, tidak mempedulikannya,” tambah Slutsky.
Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk (LPR dan DPR) serta administrasi wilayah Zaporozhye dan Kherson, akan mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia pada 23-27 September.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyambut baik keputusan tersebut.
“Orang-orang Donbas ingin menjadi tuan atas nasib mereka sendiri,” katanya.
BERITA TERKAIT: