Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela Majelis Umum PBB di New York, Rabu (21/9) waktu setempat.
Ia menegaskan bahwa negaranya tidak ingin menjadi negara transit bagi turis Rusia, bahkan untuk (pemegang) visa Schengen yang dikeluarkan oleh negara lain. Saat ini, Helsinki sedang berusaha untuk mengendalikan lalu lintas turis Rusia.
"Kementerian Luar Negeri Finlandia saat ini bekerja dengan sekelompok ahli pada solusi yang akan membantu Finlandia membatasi lalu lintas ini atau benar-benar menghentikannya," ujar Haavisto, seperti dikutip dari
AFP.Ia menambahkan bahwa tindakan tersebut mungkin melibatkan beberapa undang-undang baru atau amandemen yang sudah ada, dam itu sedang ditangani oleh parlemen.
Sesungguhnya, Finlandia tidak melihat orang Rusia yang bepergian ke UE sebagai ancaman keamanan, menurut Haavisto.
"Orang biasa yang bepergian untuk tujuan pariwisata bukanlah ancaman keamanan,†ujarnya. Namun, bagaimana pun juga, ada “prinsip moral dan etika yang terlibat†dalam hal ini. Orang Rusia tidak bisa hanya terus menghabiskan liburan mereka di Eropa seperti biasa ketika negara mereka melancarkan perang.
Rencana pembatasan turis Rusia ke Eropa mendapat penentangan dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang menurutnya "bukan ide yang baik."
Uni Eropa menangguhkan perjanjian fasilitasi visa dengan Rusia awal bulan ini. Beberapa negara anggota juga berhenti mengeluarkan visa turis dan bisnis, sementara tiga negara Baltik dan Polandia mengumumkan bahwa mereka akan menolak masuk semua warga negara Rusia, bahkan mereka yang memiliki visa Schengen valid yang dikeluarkan oleh anggota Uni Eropa lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: