Berbicara pada konferensi pers Kamis (22/9), polisi mengatakan pihaknya juga berhasil menyita beberapa senjata semi-otomatis, termasuk yang dicetak 3D, serta ribuan amunisi di sembilan lokasi berbeda.
"Operasi polisi kemarin itu dilakukan dalam konteks penyelidikan persiapan serangan teroris," kata Karl Steinar Valsson, Komisaris Nasional Polisi Islandia kepada wartawan, seperti dikutip dari
AFP, Jumat (23/9).
"Empat warga Islandia berusia 20-an ditangkap di Kopavogur, pinggiran ibukota Reykjavik, dan kota barat daya Mosfellsbaer dalam operasi besar-besaran pada Rabu yang melibatkan sekitar 50 pria," kata polisi.
Dua dari mereka dikatakan telah ditahan di penjara pada Kamis.
Motif para tersangka sejauh ini belum diketahui. Namun, kepala polisi mengatakan mereka diyakini menargetkan berbagai lembaga masyarakat dan warga negara.
"Mungkin termasuk parlemen dan polisi itu sendiri," kata Valsson.
Polisi juga mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah para tersangka memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi ekstremis atau pihak berwenang asing.
Islandia, negara berpenduduk 375.000 orang yang telah menduduki puncak Indeks Perdamaian Global sejak dimasukkan dalam peringkat pada tahun 2008 dan dianggap sebagai negara paling damai di dunia.
Kekerasan jarang terjadi, dibuktikan dengan salah satu tingkat kejahatan terendah di dunia, meskipun lonjakan kejahatan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir telah mengkhawatirkan pihak berwenang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: