Iran menuduh beberapa kelompok Kurdi terlibat dalam protes anti-pemerintah di Iran serta ada pengiriman senjata ke pengunjuk rasa di wilayah Kurdi, seperti yang disampaikan Menteri Dalam Negeri Iran, Ahmad Wahidi, baru-baru ini.
Lebih jauh lagi, Kementerian Luar Negeri Iram dalam pernyataannya pada Senin (26/9) menuding Amerika Serikat berada di balik peristiwa ini dalam upaya melanggar kedaulatan Iran atas masalah protes yang sedang berlangsung. Kementerian berjanji untuk menanggapi upaya AS tersebut, seperti dilaporkan oleh
Reuters.
"Washington selalu berusaha melemahkan stabilitas dan keamanan Iran meskipun tidak berhasil," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, menambahkan bahwa AS lagi-lagi berusaha mengacaukan Republik Islam.
Iran telah diguncang oleh demonstrasi nasional yang dipicu oleh kematian wanita Kurdi berusia 22 tahun Mahsa Amini, setelah dia ditahan oleh polisi moral yang menegakkan pembatasan Republik Islam pada pakaian wanita. Ini adalah protes terbesar sejak 2019 dengan banyak orang yang tewas dan ribuan lainnya ditangkap.
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Josep Borrell mengutuk kekerasan yang terjadi di Iran, mengatakan bahwa penggunaan kekuatan yang meluas dan tidak proporsional terhadap pengunjuk rasa tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima.
Di halaman Instagram-nya, Kanaani menuduh para pemimpin Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menyalahgunakan insiden tragis untuk mendukung "perusuh".
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: