Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perdana, Taliban Tandatangani Kesepakatan Ekonomi Internasional dengan Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Rabu, 28 September 2022, 11:39 WIB
Perdana, Taliban Tandatangani Kesepakatan Ekonomi Internasional dengan Rusia
Ilustrasi/Net
rmol news logo Taliban menandatangani kesepakatan ekonomi internasional besar pertamanya setelah satu tahun lebih mereka mengambil alih Afghanistan. Kesepakatan pertama ini melibatkan Moskow dengan perjanjian kerja sama untuk memasok bensin, solar, gas, serta gandum Rusia ke Afghanistan.

Seperti dimuat Reuters pada Rabu (28/9), Penjabat Menteri Perdagangan dan Industri Afghanistan Haji Nooruddin Azizi mengatakan, Kementeriannya sedang bekerja untuk mendiversifikasi mitra dagangnya setelah Rusia menawarkan diskon kepada pemerintah Taliban untuk harga komoditas global.

Menurut laporan dari Azizi, dalam kesepakatan tersebut, Rusia akan memasok sekitar satu juta ton bensin, satu juta ton diesel, 500.000 ton gas minyak cair (LPG) serta dua juta ton gandum setiap tahun. Perjanjian itu akan berjalan hingga waktu yang belum ditentukan, akan tetapi setelah masa percobaan kerja sama ini berhasil, Taliban berharap akan dapat segera menandatangani kesepakatan jangka panjang berikutnya dengan Moskow.

Sementara, ketika ditanya terkait rincian harga serta metode pembayarannya, ia menolak menjawab. Azizi hanya menekankan kembali bahwa Rusia telah menyetujui diskon ke pasar global untuk barang-barang yang akan dikirim ke Afghanistan, melalui jalur darat, seperti kereta api.

Kesepakatan itu diselesaikan setelah tim teknis Afghanistan menghabiskan beberapa minggu dalam diskusi di Moskow, saat  Azizi berkunjung ke sana pada bulan lalu. Sampai saat ini, pihak Rusia belum membuka suara terkait kerja samanya dengan Taliban.

Sejak Taliban mendapatkan kembali kekuasaannya, Afghanistan telah terperosok ke dalam jurang krisis ekonomi terdalamnya, setelah bantuan pembangunan yang diandalkan negara itu dipotong serta sanksi yang diberlakukan, membuat sebagian besar sektor perbankan dan aset negara telah dibekukan.

Warga Afghanistan saat ini berada di bawah garis kemiskinan. Untuk itu, Azizi mengatakan bahwa mereka saat ini tengah bekerja untuk mengeluarkan Afghanistan dari kemiskinan tersebut dengan mendukung perdagangan dan ekonomi melalui penjangkauan internasional.

"Afghanistan sangat membutuhkan itu. Apa pun yang kami lakukan, kami melakukannya berdasarkan kepentingan nasional dan kemaslahatan rakyat," katanya.

Selain itu ia juga melaporkan bahwa Afghanistan saat ini telah menerima beberapa gas dan minyak dari Iran dan Turkmenistan dan memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan Pakistan, tetapi mereka juga ingin melakukan diversifikasi. Menurutnya, sebuah negara tidak boleh bergantung hanya pada satu negara, agar tidak bergantung, mereka harus memiliki cara alternatif lain.

Kesepakatan perdagangan antara Afghanistan dan Rusia kemungkinan akan diawasi dengan ketat oleh pihak Amerika Serikat yang memiliki akses ke dalam aset negara serta perbankan Afghanistan yang dibekukan, mereka telah mengadakan pertemuan rutin dengan Taliban untuk membuka pembicaraan mengenai rencana sistem perbankan negara itu. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA