Menurut Kedutaan China di Laos, latihan yang mencakup pengujian tanggapan darurat terhadap insiden keamanan, koordinasi, transmisi informasi, dan kemampuan penanganan darurat, mencapai hasil yang diharapkan.
"Proyek Kereta Api China-Laos adalah bersejarah, ini menghubungkan hati dan menumbuhkan persahabatan juga memberikan peluang baru untuk pengembangan Laos. Masyarakat dan perusahaan di kawasan itu mendapat manfaat darinya," kata Duta Besar Laos untuk China Khamphao Ernthavanh dalam sebuah wawancara eksklusif dengan
Global Times, Rabu (28/9).
Kereta api dengan jarak sepanjang 1.035 kilometer secara resmi mulai beroperasi pada 2021 ketika kedua negara merayakan ulang tahun ke-60 pembentukan hubungan diplomatik. Ini adalah bagian integral dari kolaborasi Belt and Road Initiative (BRI) yang diusulkan China yang menghubungkan Kunming di Provinsi Yunnan, China Barat Daya, ke ibu kota Laos, Vientiane.
Menurut data resmi, pada 3 September, total nilai pengiriman internasional dari Kereta Api China-Laos telah melebihi 10 miliar yuan (1,45 miliar dolar AS).
Melalui Laos, jalur kereta api tersebut telah merambah ke delapan negara antara lain Myanmar, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, termasuk Indonesia.
Selain volume angkutan yang meningkat, Kereta Api China-Laos dianggap telah memberikan kontribusi untuk pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut. Itu juga dikatakan telah menawarkan kesempatan pendidikan, menciptakan lapangan kerja, dan menghasilkan pendapatan bagi orang-orang di sepanjang jalur tersebut.
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, jalur kereta api China-Laos diharapkan meningkatkan pendapatan agregat di Laos hingga 21 persen dalam jangka panjang.
Para ahli mencatat bahwa Kereta Api China-Laos adalah kisah sukses di bawah BRI dan telah menjadi saluran penting bagi kerja sama lintas batas.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: