Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Yuli Mumpuni Widarso: Diplomasi Israel Masih Lebih Unggul dari Palestina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 30 September 2022, 12:02 WIB
Dubes Yuli Mumpuni Widarso: Diplomasi Israel Masih Lebih Unggul dari Palestina
Mantan Duta Besar RI untuk Spanyol dan Aljazair, Yuli Mumpuni Widarso dalam acara seminar Seminar Online Solusi Dua Negara, Israel dan Palestina yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina pada Kamis (29/9)/Net
rmol news logo Maraknya normalisasi hubungan antara negara-negara Islam di Timur Tengah dengan Israel telah menunjukkan adanya perubahan arah politik regional dan keunggulan diplomasi Tel Aviv dibandingkan Palestina.

Menurut mantan Duta Besar RI untuk Spanyol dan Aljazair, Yuli Mumpuni Widarso, menyatakan peran negara Barat khususnya Amerika Serikat (AS) sebagai sponsor utama sangat penting dalam keberhasilan diplomasi Israel terhadap negara-negara Arab.

"Diplomasi Israel lebih baik dari Palestina. Karena negara superpower AS ada di pihak Tel Aviv. Ini membuat lobi Israel menjadi lebih strategis dan berhasil melunakkan negara Arab," jelasnya dalam Seminar Online Solusi Dua Negara, Israel dan Palestina, pada Kamis (29/9).

Sementera itu, Yuli mengatakan dengan jelas bahwa diplomasi Palestina masih kurang mumpuni dibandingkan dengan Israel yang didukung oleh negara maju dan berpengaruh.

"Sebab perwakilan diplomatik Palestina di negara lain masih terhitung sedikit. Negara ini juga kebanyakan didukung oleh negara berkembang. Sehingga diplomasinya masih belum bisa all out," ujarnya.

Meski begitu, Dubes Yuli mengungkapkan, masih ada celah untuk meningkatkan diplomasi Palestina melalui isu kemanusiaan yang harus semakin giat di dorong oleh publik dan masyarakat internasional.

"Harusnya masalah humanitarian yang sangat universal ini bisa digerakkan untuk membangun sentimen kepedulian terhadap Palestina. Melihat bagaimana sejauh ini, dunia internasional dan publik Eropa kerap melakukan aksi protes menuntut kejahatan kemanusiaan Israel," ujarnya.

Yuli berharap jika sentimen kemanusiaan tersebut dapat diperjuangkan bersama dalam skala besar di dunia internasional yang tentunya akan menjadi pukulan besar bagi Israel.

"Kalo itu bisa dikapitasliasi oleh dunia internasional itu, maka isu kemanusiaan Palestina akan jadi bola salju besar yang menggelidning dan menghantam israel," tegasnya.

Sejak 2020, negara-negara Arab seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, Maroko dan Mesir secara bergantian mulai kembali menormalisasikan hubungan diplomatik mereka dengan Israel.

Padahal sebelumnya negara arab telah bersatu untuk tidak mengakui Tel Aviv sebagai negara  dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA