Dalam sebuah pernyataan di televisi nasional pada Jumat malam (30/9), pemimpin tentara Burkina Faso, Kapten Ibrahim Traore, mengatakan sekelompok petugas telah memutuskan untuk menyingkirkan Damiba karena ketidakmampuannya menangani pemberontakan Islam yang memburuk.
Dia mengumumkan bahwa perbatasan ditutup tanpa batas waktu dan bahwa semua kegiatan politik dan masyarakat sipil dihentikan.
Sekitar 15 tentara berseragam muncul di media sesaat sebelum jam 8 malam waktu setempat dan membacakan pernyataan itu.
"Kami telah memutuskan untuk mengambil tanggung jawab kami, didorong oleh satu cita-cita - pemulihan keamanan dan integritas wilayah kami," kata mereka, seperti dikutip dari
AFP, Sabtu (1/10).
Melaporkan dari ibu kota Ouagadougou tak lama setelah pengumuman pengambilalihan, Sophie Lamotte dari FRANCE 24 mengatakan jam malam telah diberlakukan mulai pukul 21:00 hingga 05:00 waktu setempat.
“Jalanan sangat tenang dan ada kehadiran militer yang sangat kuat di ibu kota, terutama di sekitar istana kepresidenan dan markas besar telekomunikasi,†katanya.
Pada Jumat (30/9), tembakan terdengar di Ouagadougou dan penyiar negara mengudara di tengah kekhawatiran kudeta. Sejumlah tentara terlihat di persimpangan jalan utama kota.
Kekerasan telah lama melanda negara Afrika Barat yang terkurung daratan tempat Damiba mengambil alih kekuasaan dalam kudeta Januari, menggulingkan pemimpin terpilih Roch Marc Christian Kaboré.
Damiba telah berjanji untuk memulihkan pemerintahan sipil dalam waktu dua tahun dan untuk mengalahkan faksi-faksi bersenjata.
Seperti di negara-negara yang berbatasan, pemberontak yang berafiliasi dengan al Qaeda dan kelompok Negara Islam telah memicu kerusuhan.
Ribuan orang tewas dan sekitar dua juta orang mengungsi akibat pertempuran sejak 2015 ketika pemberontakan menyebar ke Burkina Faso, yang sejak itu menjadi pusat kekerasan di Sahel.
Di tengah meningkatnya ketidakpastian, PBB menyuarakan keprihatinan dan meminta ketenangan.
"Burkina Faso membutuhkan perdamaian, membutuhkan stabilitas, dan membutuhkan persatuan untuk memerangi kelompok teroris dan jaringan kriminal yang beroperasi di beberapa bagian negara," kata juru bicara PBB Stéphane Dujarric.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: