Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tersenyum Riang Saat Proses Aneksasi, Putin Sebenarnya Paham Dia telah Terpojok

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 01 Oktober 2022, 12:26 WIB
Tersenyum Riang Saat Proses Aneksasi, Putin Sebenarnya Paham Dia telah Terpojok
Presiden Vladimir Putin bersama empat pemimpin wilayah yang bergabung dengan Rusia/Net
rmol news logo Mobilisasi 300.000 pasukan cadangan yang diinstruksikan Presiden Vladimir Putin nampaknya tidak berjalan seperti harapannya. Orang-orang melarikan diri ke negara tetangga untuk menghindari wajib militer dan dunia internasional mengecam mobilisasi ini sebagai langkah yang 'panik'. Putin sedang berada di titik terbawahnya, begitu menurut para pakar.

Pekan ini, Putin lagi-lagi membuat dunia intermasional yang sedang kebingungan karena krisis enerji, meradang. Rusia mengecam bahwa AS ada di balik kebocoran pipa Nord Stream membuat parlemen AS mengamuk. Kemudian ia  meloloskan referendum Donbas dan bahkan menandatangani perjanjian aksesi empat wilayah sebagai bagian dari Rusia, membuat Ukraina dan penjuru dunia mengecamnya dengan pedas.

Analis dari Sky News, Dominic Waghorn, bahkan menyebut Putin sedang terpojok. Redaksi membaca uraiannya yang dimuat pada Jumat (30/9) yang mengatakan bahwa Putin saat ini "benar-benar tidak punya alternatif."

"Dia kalah di medan perang, dan dia juga kalah secara diplomatis setelah ditegur oleh sekutunya India dan China dua minggu lalu," katanya. Mungkin ini merujuk pada bagaimana dua sekutu dekatnya itu mulai mengeluarkan kritiknya yang tidak mau menghentikan perang.

India dan China pada sidang PBB baru0baru ini menyerukan upaya perdamaian dan meminta Rusia menghentikan agresinya.

"Dia terlihat semakin putus asa," kata analis itu.

Putin merasa perlu menunjukkan bahwa hilangnya puluhan ribu tentara Rusia dan ribuan perangkat keras militer Rusia tidak sia-sia, dengan mengadakan upacara aksesi empat wilayah yang bergabung dengan Rusia, tetapi ternyata dia malah dikutuk oleh dunai internasional.

Putin nampak tertawa bersama empat pemimpin wilayah yang baru saja bergabung dengan Rusia, sementara lebih dari 5.000 tentara Rusia di daerah yang dia klaim selamanya menjadi bagian dari Rusia sedang keteteran karena dikepung oleh pasukan Ukraina dan mungkin harus menyerah.

Putin nampak tidak ingin mengakui bahwa Rusia telah kalah. Dia mengabaikan kenyataan itu dengan klaim berulang bahwa Rusia tidak akan gentar mempertahankan wilayahnya sejak 2014.

Dia terpojok, tetapi tetap mencoba membusungkan dada. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA