Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Studi: Bahaya, Angka Obesitas di China Jadi yang Tertinggi di Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Minggu, 02 Oktober 2022, 12:27 WIB
Studi: Bahaya, Angka Obesitas di China Jadi yang Tertinggi di Dunia
Ilustrasi/Net
rmol news logo China memiliki masalah obesitas yang serius. Negara tirai bambu itu kini telah tercatat memiliki jumlah kasus obesitas terbesar di dunia. Kegemukan dan obesitas China dikabarkan telah meningkat selama empat dekade ini, yang memiliki dampak bagi pertumbuhan ekonomi di China.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Seperti dimuat ANI News pada Kamis (29/9), menurut sebuah studi, obesitas di China memberikan dampak serius bagi perekonomian negara. China termasuk di antara 161 negara yang ekonominya akan terpengaruh karena kondisi kelebihan berat badan dan obesitas.

Studi yang dilakukan bersama oleh World Obesity Federation dan RTI International mengatakan, biaya ekonomi diperkirakan akan meningkat dari 2,19 persen menjadi 3,3 persen dari PDB di 161 negara karena kasus obesitas.

Sementara itu penelitian tersebut juga memperkirakan, kasus kegemukan di Cina dapat menelan biaya hingga 10 triliun dolar AS per tahun ke negara itu, terutama karena biaya perawatan kesehatan yang tidak dapat dihindari dari penyakit baru yang muncul seperti kanker, diabetes, dan penyakit kardiovaskular yang awalnya disebabkan oleh kegemukan.

Obesitas kerap kali dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit kronis dan kematian dini, sehingga kasus ini telah menambah beban kesehatan serta ekonomi yang sangat besar pada individu, keluarga dan bangsa jika tidak ditangani secara efektif. Hal ini bisa sangat menghambat pembangunan berkelanjutan dari populasi dan masyarakat di China.

Data ini diperkuat dari "Laporan Penyakit Kronis dan Gizi Penduduk Tiongkok (2020)", mereka membuat laporan yang mengejutkan. Dalam laporan tersebut mereka menemukan lebih dari 50 persen orang dewasa dan 20 persen anak usia sekolah saat ini mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Meningkatnya insiden tersebut telah menempatkan beban besar pada sistem perawatan kesehatan China.

China dikabarkan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, termasuk implementasi kebijakan dan program nasional kesehatan yang relevan. Namun, langkah-langkah ini dianggap masih belum cukup memadai untuk mengendalikan epidemi obesitas.

Jurnal Lancet mengutip bahwa China telah mementingkan kesehatan masyarakatnya dalam beberapa dekade terakhir, dengan meluncurkan strategi nasional “China Sehat 2030” yang dimulai pada tahun 2016. Meskipun belum berhasil sepenuhnya, namun strategi ini memberikan peluang bersejarah dalam menetapkan strategi nasional yang komprehensif untuk mengatasi obesitas.

China berada pada posisi yang baik untuk mengeksplorasi penanganan yang efektif untuk mengatasi epidemi obesitas. Namun, mereka masih memerlukan komitmen dan kepemimpinan yang lebih kuat dari pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif dari semua sektor masyarakat terkait dan individu warga negara dalam menjaga kesehatannya.

Temuan jurnal-jurnal yang telah dipaparkan sekaligus menjadi peringatan keras bagi Cina bahwa alih-alih menciptakan masalah baru bagi negara lain, mereka harus melihat dan mengatasi masalah kelebihan berat badan dan obesitas yang terjadi di negaranya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA